Ustaz Yusuf Mansur ikut mengomentari peleburan tiga bank syariah BUMN, PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Bahkan Founder PayTren itu memberikan analisanya atas aksi korporasi itu.
Dalam akun Instagramnya yang terverifikasi, Ustaz Yusuf Mansur menjelaskan pandangannya yang dia sebut analisa sederhana. Dia menyertakan analisanya dengan tangkapan layar pergerakan saham BRIS yang meroket 24,89% pada perdagangan kemarin ke level Rp 1.405.
Dia menjelaskan, dari 3 bank BUMN syariah itu hanya BRIS yang sudah go public atau sahamnya mejeng di pasar modal. Sementara BSM dan BNI Syariah masih dimiliki induknya PT Bank Mandiri Tbk dan PT BNI Tbk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua bank Syariah itu belum go public, tetapi dimiliki induknya yg sudah go public. Kedua bank itu akan dilebur ke BRIS," terangnya.
Baca juga: Data dan Fakta Merger Bank Syariah BUMN |
Ustaz Yusuf Mansur pun menjelaskan dalam teori Text Book Intermediate Accounting seharusnya dilakukan share swap atau pertukaran aset saham antara Bank Mandiri dengan BNI, dengan memberikan 100% kepemilikan sahamnya di anak usahanya ke BRIS.
Kemudian, lanjut Ustaz Yusuf Mansur, BRIS akan memberikan sahamnya ke Bank Mandiri dan BNI. Nah untuk melakukan hal itu menurutnya BRIS seharusnya menerbitkan saham baru atau rights issue untuk diberikan ke Bank Mandiri dan BNI.
Jika BRIS menerbitkan saham baru, maka jumlah saham yang beredar semakin besar. Dengan begitu investor yang memegang saham BRIS saat ini jumlah kepemilikannya akan terdilusi.
"Sebagai pemegang saham BRIS saat ini, memang nanti akan terdilusi jumlah saham kita, secara otomatis persentase nya juga. Tapi jumlah saham yg kita pegang TETAP SAMA," tulisnya.
"Kuncinya adalah di VALUASI. Berapa valuasi BNI Syariah dan Mandiri Syariah per lembar saham nya, dan berapa di BRIS. Setelah didapat valuasi maka barulah share swap terjadi. Kalau diibaratkan seperti tuker guling tanah. Ini yg para analis blm hitung & hanya bicara kulitnya saja," terangnya Ustaz Yusuf Mansur.
Menurutnya metode yang paling pas untuk menghitung valuasinya dengan mempertimbangkan Net Asset Value (NAV) per lembar saham. Secara persentase pemegang saham BRIS saat ini akan terdilusi, tapi nilai saham yang dimiliki tetap sama.
Dia meyakini NAV Bank Mandiri dan BNI juga akan melonjak beriringan dengan BRIS. Dia juga yakin saham BRIS masih memiliki potensi untuk menguat seiring dengan fundamental bisnis yang semakin kuat akibat merger tersebut.
(das/eds)