Perjalanan Big Hit Jadi Perusahaan Raksasa Korsel Berkat BTS

Perjalanan Big Hit Jadi Perusahaan Raksasa Korsel Berkat BTS

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 18 Okt 2020 22:45 WIB
BTS Map of the Soul ON:E
Foto: dok. BigHit
Jakarta -

Aksi korporasi Big Hit Entertainment untuk melantai di pasar modal Korsel berjalan mulus. Perusahaan disambut baik pelaku pasar dan membuat sahamnya melesat 90%.

Big Hit sekarang bernilai sekitar 8,7 triliun won ($ 7,6 miliar). Nilai perusahaan itu masih lebih tinggi dari tiga label rekaman terbesar di negara itu jika digabungkan.

Melansir CNN, Minggu (18/10/2020), besarnya nilai Big Hit tidak lepas dari boy band yang dinaunginya yakni BTS. Boy band dengan nama kepanjangan Beyond the Scene merupakan aset paling besar yang dimiliki perusahaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum kebangkitan Big Hit, industri musik K-pop didominasi oleh tiga label musik yakni JYP Entertainment, SM Entertainment dan YG Entertainment. Label-label itu menghasilkan artis K-pop terbesar, termasuk Girls 'Generation, SHINee, GOT7, Big Bang dan PSY.

Big Hit pun hadir dengan membentuk BTS yang personilnya lebih sedikit. Label ini didirikan pada 2005 oleh produser Bang Si-hyuk, yang juga dikenal sebagai "Hitman" Bang.

ADVERTISEMENT

Dalam tujuh tahun sejak debut mereka, BTS telah memecahkan rekor dan menjadi kekuatan yang tak terhentikan di industri ini. Bahkan mereka mampu mengalahkan musisi-musisi dunia di pasar Amerika Serikat seperti Harry Styles, Billie Eilish atau Justin Bieber. Penjualan album fisik BTS di AS jauh lebih banyak dari musisi-musisi tersebut.

BTS juga merupakan artis Korsel pertama yang masuk ke puncak tangga lagu Billboard Hot 100. Bahkan hal itu mampu menyumbang sekitar 1,7 triliun won ($ 1,5 miliar) untuk ekonomi Korea Selatan dengan meningkatkan pariwisata dan produk-produk Korsel seperti kosmetik dan makanan.

Kesuksesan BTS telah mengubah nasib Big Hit. Tahun lalu, Big Hit melaporkan penjualan 587 miliar won ($ 512 juta). Angka itu hampir dua kali lipat dari total penjualan di tahun sebelumnya.

Namun hingar-bingar itu tentu harus menjadi pertimbangakn perusahaan bahwa mereka tetap harus melakukan diversifikasi dalam pendapatan mereka.

"Sembilan puluh persen pendapatan Big Hit Entertainment berasal dari BTS, jadi risikonya ada," kata Analis Park Ju-gun

Selama setahun terakhir ini, perusahaan telah mengakuisisi label musik lain sehingga dapat membawa lebih banyak artius dan mendebutkan boyband seperti TXT, atau Tomorrow X Together.

Big Hit juga meluncurkan platform bernama Weverse di mana penggemar dapat melihat konten eksklusif dan mengirim pesan kepada artis favorit mereka.

Namun bisnis-bisnis baru perusahaan itu masih belum revolusioner. BTS masih menghasilkan hampir 88% dari penjualan perusahaan hingga paruh pertama tahun ini. Sebab belum ada jaminan boy band baru tersebut bisa mengulangi kesuksesan BTS.

(das/dna)

Hide Ads