Sederet Dampak Pilpres AS ke Pasar Saham

Sederet Dampak Pilpres AS ke Pasar Saham

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 03 Nov 2020 18:30 WIB
FILE - This combination of Sept. 29, 2020,  file photos shows President Donald Trump, left, and former Vice President Joe Biden during the first presidential debate at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. Amid the tumult of the 2020 presidential campaign, one dynamic has remained constant: The Nov. 3 election offers voters a choice between substantially different policy paths. (AP Photo/Patrick Semansky, File)
Foto: AP Photo/Patrick Semansky, File
Jakarta -

Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) pekan ini memicu sentimen ke pasar saham. Di Indonesia indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat.

Di sisi lain, ada pula pengaruh dari pengesahan UU Cipta Kerja oleh Presiden Joko Widodo. Kira-kira faktor apa saja yang bikin pemilu Presiden AS ini bisa mempengaruhi pasar saham?

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan pilpres AS memberi rasa aman untuk investor untuk mulai mengalihkan dananya ke instrumen yang lebih berisiko.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini membuat investor lebih tertarik ke negara berkembang yang menawarkan suku bunga lebih tinggi ketimbang negara asalnya. Pilpres juga akan menentukan cairnya stimulus fiskal AS.

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan Joe Biden lebih disambut pasar atas gagasan kebijakannya selama kampanye pilpres AS. "Biden akan memberikan harapan kepastian pasar yang lebih baik," ujar Piter

ADVERTISEMENT

Sedangkan untuk Donald Trump disebut menjadi sentimen negatif untuk pasar keuangan karena sering melontarkan pernyataan keras serta membuat kebijakan dan menyebabkan investor goyah.

"Kebijakan Trump selama ini terlalu sering memunculkan gejolak, diharapkan Biden akan lebih tenang dan lebih bisa diprediksi," jelasnya. Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad. Dia mengatakan kebijakan Trump yang akan menginvestigasi neraca perdagangan AS defisit dengan beberapa negara menjadi sentimen negatif terhadap perekonomian.

(kil/hns)

Hide Ads