Wall Street Semringah Sambut Kemenangan Biden

Wall Street Semringah Sambut Kemenangan Biden

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 09 Nov 2020 10:04 WIB
Traders work on the trading floor on the final day of trading for the year at the New York Stock Exchange (NYSE) in Manhattan, New York, U.S., December 29, 2017. REUTERS/Andrew Kelly
Foto: Reuters
Jakarta -

Saham di Wall Street menguat hari ini sementara dolar AS terus menurun setelah pemilihan Presiden (pilpres) AS dimenangkan oleh Joe Biden. Penurunan dolar didorong dari perubahan ekspetasi perihal peraturan dan pertanyaan bagaimana stimulus moneter di bawah kepemimpinan Biden ke depannya.

E-mini S&P 500 ESc1 melonjak 0,6%, menandakan awal yang positif untuk pasar AS. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, MIAPJ0000PUS naik tipis 0,1%, setelah naik 6,2% minggu lalu.

"Kami melihat peningkatan ini hal yang positif untuk pasar ekuitas, terutama dalam skenario ini karena ada kemungkinan pajak yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang," kata manajer kekayaan Confluence Financial Partners di Pennsylvania, Jim Wilding, dikutip dari Reuters, Senin (9/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ekuitas rally meningkat minggu lalu, dengan S & P500 .SPX naik 7,3%, mencatat kenaikan terbaik dalam minggu pemilihan sejak 1932, menurut analis National Australia Bank, Tapas Strickland.

Menurut Manajer Keuangan Australia Perpetual, Matt Sherwood kemenangan Biden tidak selalu menjamin perubahan pada portofolio. Menurutnya saat ini perekonomian AS masih anjlok dan pertumbuhan ekonomi masih melambat.

ADVERTISEMENT

Analis juga memperingatkan ke depannya mungkin semakin sulit karena investor fokus pada kemampuan Biden untuk memperluas stimulus dan langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran COVID-19. Mengingat, AS mengalami rekor jumlah infeksi virus Corona baru minggu lalu, dengan jumlah total kasus mendekati 10 juta.

Rencana stimulus fiskal masih memungkinkan ada meskipun paket yang lebih besar kemungkinannya kecil. Hal itu menyoroti Federal Reserve AS untuk berbuat lebih banyak stimulus untuk mendukung ekonomi terbesar di dunia.

Akibatnya, dolar telah melemah dalam beberapa hari terakhir sementara proksi pertumbuhan seperti dolar Australia telah reli dengan kepresidenan Biden yang terlihat cenderung tidak konfrontatif dalam perdagangan.

Dolar melemah terhadap yen Jepang di 103,25, setelah tergelincir sekitar 1,3% minggu lalu. Sedangkan terhadap Aussie naik 0,3%, setelah melonjak 3,3% minggu lalu.

Euro yang naik 1,9% minggu lalu, lebih tinggi pada hari ini di US$ 1,1887. Sterling pun melemah di US$ 1,3146. Itu membuat indeks dolar turun 0,1%.

Dalam komoditas, harga minyak naik sedikit setelah penurunan pada hari Jumat tetapi tetap di bawah US$ 40 per barel karena meningkatnya kasus virus Corona global yang memicu kekhawatiran tentang permintaan yang lesu. Emas naik, dengan harga spot naik 0,36% pada 1.958,7 per ounce.




(zlf/zlf)

Hide Ads