Saham teknologi China jatuh setelah Beijing menekan industri internet. Saham Alibaba (BABA) dan JD.com (JD) masing-masing anjlok lebih dari 10% di perdagangan Hong Kong sejak Selasa (10/11).
Penurunan tersebut telah menghapus US$ 97 miliar atau setara Rp 1.358 triliun (kurs Rp 14.000/US$) dari nilai pasar Alibaba. Sedangkan saingannya, JD.com telah kehilangan US$ 26 miliar atau setara Rp 364 triliun.
Meituan, yang menawarkan layanan serupa dengan Groupon dan Yelp, dan perusahaan game Tencent (TCEHY), juga telah merugi miliaran dolar dalam nilai pasar. Secara keseluruhan keempat saham telah kehilangan US$ 255 miliar atau setara Rp 3.570 triliun, berdasarkan nilai saham Hong Kong mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analis menunjukkan tanda-tanda tindakan keras di Beijing sebagai alasan anjloknya saham tersebut. Pada Selasa, Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar, regulator pasar utama China, menguraikan pedoman yang dimaksudkan untuk mencegah monopoli internet.
Pedoman tersebut masih dalam bentuk draft. Di situs web-nya regulator meminta pendapat publik tentang draft tersebut hingga akhir bulan ini dan menyambut baik saran untuk revisi.
Regulator menyebut adanya batasan dominasi situs web e-commerce dan aplikasi lain akan melindungi persaingan pasar yang adil dan memastikan pertumbuhan yang sehat untuk ekonomi internet.
"Pemerintah China prihatin tentang perilaku monopoli yang mengarah ke persaingan tidak sehat atau menekan keluar pemain baru dan mengurangi persaingan," kata Analis Pasar Senior untuk Asia Pasifik di Oanda, Jeffrey Halley dikutip dari CNN, Kamis (12/11/2020).