Pandemi COVID-19 telah memporak-porandakan perekonomian. Bahkan ekonomi Indonesia sampai masuk jurang resesi.
Namun Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kondisi saat ini jauh lebih baik dibandingkan krisis 1998 maupun 2008. Hal itu bisa dilihat dari kondisi pasar modal atau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Airlangga menjelaskan, pada saat pandemi COVID-19 resmi melanda Indonesia sektor ekonomi langsung memberikan respons negatif. Aliran modal asing keluar begitu besar di kuartal I-2020 hingga membuat ekonomi RI terkontraksi di kuartal II-2020.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian kita lihat bahwa sektor keuangan juga tertekan, di mana di bulan Maret indeks juga terdepresiasi, terkontraksi. Rupiah mencapai Rp 16.000 dan indeks turun ke angka 4.500. Tentu market kapitalisasi juga anjlok," ucapnya dalam seremonial penutupan perdagangan saham tahunan, Rabu (30/12/2020).
Ada kekhawatiran kondisi ekonomi akan sama bahkan lebih parah dari krisis sebelumnya. Namun ternyata kondisi saat ini mulai berbalik arah.
Buktinya IHSG mengalami kenaikan dan sempat kembali ke level 6.000-an. Meskipun pada penutupan perdagangan tahunan hari ini IHSG berada di zona merah di level 5.979.
Artinya tidak sampai satu tahun kondisi pasar modal sudah berbalik arah. Menurut Airlangga catatan itu berbeda dengan kondisi pasar modal saat terjadi krisis di 1998 dan 2008.
"Artinya pre COVID-19 dan post COVID-19 itu sudah kelihatan. Berbeda dengan krisis yang lain di mana krisis tahun 98 itu makan waktu lebih dari 2 tahun dan terkait kasus di 2008 juga lebih dari 1 tahun, sehingga tentu ini memberikan optimisme," terangnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.