Perdagangan saham di bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street Senin kemarin ditutup melemah. Kekhawatiran akan virus Corona dan pemilihan senat di AS jadi penyebabnya.
Dow Jones Industrial Average ditutup 383 poin lebih rendah atau 1,3% ke level 30.223,89. Di satu titik, indeks ini sempat turun lebih dari 700 poin yang menandai negatif pertama dalam satu tahun sejak 2016.
S&P jatuh 1,5% ke 3.700,65. Sedangkan Nasdaq Composite (COMP) yang kaya emiten teknologi, jatuh 1,5% ke 12.694,45. Padahal Dow dan S&P 500 sempat mencatat rekor tertinggi di pembukaan sebelum kembali berbalik arah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hary Tanoe Caplok Broker Saham di New York |
Coca-Cola (KO) dan Boeing (BA) berkinerja terburuk di indeks Dow Jones setelah kedua perusahaan itu diturunkan peringkatnya oleh para analis. Sebagian besar sektor S&P, kecuali energi, berakhir di garis merah.
"Terlepas dari beberapa masalah yang sudah terjadi, kami percaya bahwa saham global memiliki ruang lebih jauh untuk naik pada 2021 dan suku bunga rendah terus membuat penilaian ekuitas terlihat menarik dibanding obligasi dan uang tunai," kata Kepala Investasi di UBS Global Wealth Management, Mark Haefele dikutip dari CNN, Selasa (5/1/2021).
Bukan hanya saham yang anjlok pada hari Senin, harga minyak AS juga terpukul dan menetap 1,9% atau 90 sen, lebih rendah pada US$ 47,62 per barel karena investor menunggu keputusan tentang tingkat produksi Februari dari negara-negara produsen minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
Tidak ada keputusan yang dibuat selama telekonferensi di negara-negara yang diadakan pada hari Senin, meskipun sebagian besar peserta mendukung rolling over dari pemotongan produksi saat ini. Pertemuan itu ditunda jadi 9:30 ET Selasa.
Baca juga: PGAS Terpukul Kasus Sengketa Pajak Rp 3,06 T |