PGAS Terseret Kasus Pajak, Sahamnya Dicolek Kaesang

PGAS Terseret Kasus Pajak, Sahamnya Dicolek Kaesang

Tim Detikcom - detikFinance
Rabu, 06 Jan 2021 07:07 WIB
Penyaluran gas
Foto: dok. PGN
Jakarta -

PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) terseret kasus sengketa pajak. Perusahaan gas pelat merah ini menghadapi sengketa pajak melawan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan. PGAS berpotensi harus membayar Rp 3,06 triliun.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menjelaskan sengketa ini telah dilaporkan di dalam catatan Laporan Keuangan Perseroan per 31 Desember 2017.

Dilansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (4/1/2021), Rachmat menjelaskan sengketa yang terjadi pada tahun 2012 berkaitan dengan perbedaan penafsiran dalam memahami ketentuan perpajakan yaitu PMK-252/PMK.011/2012 terhadap pelaksanaan kewajiban pemungutan PPN atas penyerahan gas bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, sengketa tahun 2013 berkaitan dengan perbedaan pemahaman atas mekanisme penagihan Perseroan. Rachmat melanjutkan, pada Juni 1998, PGAS menetapkan harga gas dalam US$/MMBTU dan Rp/M3. Hal itu disebabkan oleh melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika.

"Namun, DJP berpendapat porsi harga Rp/M3 tersebut sebagai penggantian jasa distribusi yang dikenai PPN, sedangkan Perseroan berpendapat harga dalam US$/MMBTU dan Rp/M3 merupakan satu kesatuan harga gas yang tidak dikenai PPN," papar Rachmat.

ADVERTISEMENT

Kaesang Pangarep pun mencolek saham PGAS di akun Twitternya. Apa katanya?

Lewat cuitan di akun Twitternya, Kaesang memposting tangkapan layar yang memperlihatkan grafik saham PGAS pasca pembukaan perdagangan Selasa.

Tweet yang dia unggah pukul 9.04 memperlihatkan harga saham PGAS mulai merangkak naik sebesar 1,95% ke level Rp 1.570 per lembar saham. Dia turut menuliskan sepatah kata "Akankah?" cuitnya pada akun @kaesangp seperti dikutip detikcom, Selasa (5/1/2021).

Harga saham PGAS terus melaju ke atas. Hingga pukul 10.43 WIB, posisinya sudah berada di Rp 1.625 atau naik 5,52%.

Saham PGAS sendiri kemarin dibuka di Rp 1.540 per lembar. Sempat mencapai angka tertinggi di Rp 1.630.

Pada hari sebelumnya, saham PGAS bergerak di zona merah. Bahkan sampai menyentuh batas paling dasar auto reject bawah dengan turun 6,95% ke level Rp 1.540 per lembar saham.

Bagaimana prospek saham PGAS? Ramalan analisis ada di halaman selanjutnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengatakan masih ada harapan harga saham PGAS menguat kembali.

"Kalau saya lihat sih sebenarnya dia kan sudah merespons kemarin (Senin) kan turun. Hari ini (kemarin Selasa) kan sudah mulai menguat lagi. Kemungkinan sih masih ada harapan buat naik lagi dalam waktu dekat," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (5/1/2021).

Menurutnya, jika pada perdagangan Rabu ini saham PGAS tidak kuat bertahan di atas Rp 1580-1585, kemungkinan bisa koreksi dulu sampai ke Rp 1360an.

"Tapi saran dari saya sih sebenarnya sih kesempatan beli di harga kondisi lagi koreksi kan. Dan jangka menengahnya dia sebenarnya masih tren naik sih, jadi masih aman-aman saja," ujarnya.

Sementara Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya memperkirakan harga saham PGAS masih akan mengalami volatilitas alias naik turun.

"Kelihatannya harga saham PGAS mungkin akan volatil karena ini ada keputusan bahwa PGN harus bayar Rp 3 triliun lebih kan. Tapi kan dari PGAS sendiri dia mencoba memperjuangkan agar bisa diperingan dandannya atau mungkin malah nggak bayar. Jadi selama itu masih belum ada keputusan final, kelihatannya harga sahamnya akan naik turun-naik turun," paparnya.

"Tapi buat bayar dendanya sih seharusnya PGAS ada uang sih," tambah Andrey.


Hide Ads