Biden Siap Ajukan Stimulus Corona Rp 26.000 T, Wall Street Girang

ADVERTISEMENT

Biden Siap Ajukan Stimulus Corona Rp 26.000 T, Wall Street Girang

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 20 Jan 2021 10:08 WIB
Pusat bisnis di New York, Wall Street terlihat kosong melompong sebagai dampak
 pandemi Covid-19, Minggu (29/3/2020).
Foto: Anadolu Agency via Getty Images/Anadolu Agency
Jakarta -

Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan bersiap-siap mengajukan paket stimulus tambahan untuk penanganan virus Corona (COVID-19) sebesar US$ 1,9 triliun atau setara Rp 26.763 (kurs Rp 14.086).

Rencana itu kembali diperkuat setelah calon Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen yang dipilih Biden menganjurkan stimulus tersebut di hadapan anggota parlemen. Hal itu ternyata memberikan sentimen positif di pasar. Dilansir Reuters, Rabu (20/1/2021), bursa AS menguat ke rekor tertinggi pada penutupan perdagangan semalam.

Dow Jones Industrial Average naik 116,26 poin, atau 0,38%, menjadi 30.930,52 poin. Lalu indeks S&P 500 naik 30,66 poin, atau 0,81% menjadi 3.798,91 poin. Kemudian, Nasdaq Composite menambahkan 198,68 poin, atau 1,53%, menjadi 13.197,18 poin.

Sebanyak delapan dari 11 sektor di indeks S&P melonjak, dengan energi terkait ekonomi, memimpin lebih tinggi. Sementara itu, hanya sektor pertahanan, kebutuhan pokok konsumen, dan real estat yang berada di jalur merah.

Saham General Motors (GM) melonjak 9,7%, menunjukkan kinerja terbaik di indeks S&P 500. Saham GM melonjak setelah perusahaan menyatakan akan bekerja sama dengan Microsoft untuk mempercepat komersialisasi mobil otonom atau self-driving car produksi GM yang bernama Cruise.

Saham Netflix naik lebih dari 11% pada penutupan perdagangan semalam setelah perusahaan melaporkan penambahan pelanggan berbayar untuk kuartal keempat melampaui ekspektasi Wall Street.

Boeing Co naik 3,1% karena Kanada mengatakan akan mencabut larangan penerbangan 737 MAX-nya. Kanada telah melarang pesawat jenis tersebut terbang selama hampir 2 tahun.

S&P 500 membukukan 37 perusahaan dengan nilai saham tertinggi baru selama 52 minggu terakhir. Sementara, Nasdaq mencatat ada 296 perusahaan dengan saham tertinggi, dan 9 saham baru dengan posisi terendah.

Volume di bursa AS adalah 13,87 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,93 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

"Hari ini semuanya tentang Janet Yellen, dan dorongan yang dia ambil untuk stimulus," kata Senior Portfolio Manager di Globalt Investments Atlanta Thomas Martin.

Ia mengatakan, stimulus akan menjadi landasan bagi pasar AS untuk bergerak naik.

(ara/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT