Kajian Saham Hari Ini Ala Ustaz Yusuf Mansur: BCAP dan MNCN

Kajian Saham Hari Ini Ala Ustaz Yusuf Mansur: BCAP dan MNCN

Vadhia Lidyana - detikFinance
Jumat, 22 Jan 2021 11:10 WIB
Ustaz Yusuf Mansur
Ustaz Yusuf Mansur/Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Jakarta -

Ustaz Yusuf Mansur membagikan lagi 'kajian' saham kepada warganet melalui akun Instagram-nya @yusufmansurnew. Kali ini, ia membagikan pengalamannya membeli saham milik grup MNC, yakni BCAP (PT MNC Kapital Indonesia Tbk), dan MNCN (PT Media Nusantara Citra Tbk).

Ia mengatakan, membeli saham grup MNC merupakan caranya mempererat ikatan dengan perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo (HT) tersebut. Namun, caranya mempererat ikatan itu juga membuahkan keuntungan secara finansial.

"Akan halnya saham BCAP dan MNCN. For me, like this lah. Dan ini kan bukan hal baru. Ngonekin (menyambungkan) yang bisa dikonekin (disambungkan). Dari 2005 saya bersentuhan dengan kebaikan-kebaikan Pak HT. Sejak zaman TPI, RCTI. Nikmatnya Sedekah periode 2005-an, dan Sinetron Maha Kasih, yang di antaranya Tukang Bubur Naik Haji, juga periode 2005-an. Saya udah langsung ngiket dengan apa gitu. Dan nggak mengecewakan. Lumayan kaya dah, hahaha," tulisnya, Jumat (22/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yusuf Mansur juga bermimpi dengan menjadi investor di kedua perusahaan tersebut, maka ia bisa menjadi konglomerat seperti HT.

"Buat saya adalah bentuk konkret membuat ikatan, koneksi, sambungan, dengan afirmasi, visualisasi, dan imajinasi, buat jadi orang kaya raya, dan bahkan konglomerat. Jadi bisa kayak Pak HT. Hehehe. Bisa punya karyawan 30.000 kurang lebih, memberi makan segitu banyak orang dengan keluarganya. Jadi jalan rezeki buat banyak orang. Dan lain-lain manfaat secara ekonomi riil. Urusan perut orang," kata Yusuf Mansur.

ADVERTISEMENT

Namun, di akhir ceritanya itu Yusuf Mansur mengingatkan masyarakat untuk menjadi investor jangka panjang alias menabung saham, sehingga tak hanya mencari keuntungan.

"Nah kawan-kawan pecinta dan penggerak saham, ini asli sudut pandang lain. Bismillah walhamdulillah. Nanti jalan-jalan ke perusahaan besar lain. Besok perusahaan-perusahaan ini harus jadi perusahaannya anak-anak Indonesia, bisa. Kun Fayakuun. Dan toh, dipersilahkan, beli saja sahamnya. Simpel, pegangin, jadi owner, bukan sekadar cuan," tutup dia.

(ara/ara)

Hide Ads