Jumlah investor yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melonjak drastis selama pandemi COVID-19. Komisaris PT BEI Pandu Patria Sjahrir mengatakan, dalam 10 bulan jumlah investor saham dari 1,3 juta, melonjak jadi 4 juta orang.
Penambahan itu tak lepas dari fenomena influencer di media sosial yang melakukan promosi atas sebuah saham tertentu, atau pompom saham. Pandu mengatakan, fenomena baru itu tak akan bisa dibendung seiring berjalannya waktu.
"Ini fenomena baru. Di luar insider trading saya rasa nggak bisa dibendung. Semua influencer akan bicara saham, akan ada yang beli saham dulu, setelah itu membicarakan sahamnya. Akan ada juga yang disponsori," kata Pandu dalam bincang d'Rooftalk edisi Waspada Investasi Saham Pompom, Rabu (27/1/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, ia mengingatkan para influencer yang mempunyai banyak pengikut atau follower harus memiliki kewajiban moral.
Baca juga: Mau Jadi Investor Saham Jangan Modal Nekat! |
"Saya bicara hanya satu, at the end of the day, itu obligasi moral Anda (terkait saham). Kalau Anda adalah high quality influencer, Anda akan asosiasi diri Anda dengan perusahaan yang high quality. Kalau Anda receh, ya asosiasinya juga receh, orang akan mengikuti," ujar Pandu.
Ia mengatakan, influencer yang mempromosikan suatu saham yang tak berkualitas, tentunya akan banyak follower-nya yang ikut membeli. Namun, jika follower-nya itu rugi, ia jamin influencer itu akan diserbu amarah dari para follower-nya itu.
"Kalau nanti sahamnya turun, dan orangnya rugi, yang akan disumpahin bukan perusahaannya, tapi influencer-nya yang akan disumpahin duluan. Jadi saya bicara blak-blakan, kita kan sedang memikirkan itu. Tapi saya cuma bisa bilang you are morally obligated kepada follower-follower Anda," tegas Pandu.
Lanjut soal saham pompom di halaman berikutnya>>>