Influencer Suka Pompom Saham? Simak Nih Peringatan BEI!

Influencer Suka Pompom Saham? Simak Nih Peringatan BEI!

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 28 Jan 2021 08:00 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Jumlah investor yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melonjak drastis selama pandemi COVID-19. Komisaris PT BEI Pandu Patria Sjahrir mengatakan, dalam 10 bulan jumlah investor saham dari 1,3 juta, melonjak jadi 4 juta orang.

Penambahan itu tak lepas dari fenomena influencer di media sosial yang melakukan promosi atas sebuah saham tertentu, atau pompom saham. Pandu mengatakan, fenomena baru itu tak akan bisa dibendung seiring berjalannya waktu.

"Ini fenomena baru. Di luar insider trading saya rasa nggak bisa dibendung. Semua influencer akan bicara saham, akan ada yang beli saham dulu, setelah itu membicarakan sahamnya. Akan ada juga yang disponsori," kata Pandu dalam bincang d'Rooftalk edisi Waspada Investasi Saham Pompom, Rabu (27/1/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ia mengingatkan para influencer yang mempunyai banyak pengikut atau follower harus memiliki kewajiban moral.

"Saya bicara hanya satu, at the end of the day, itu obligasi moral Anda (terkait saham). Kalau Anda adalah high quality influencer, Anda akan asosiasi diri Anda dengan perusahaan yang high quality. Kalau Anda receh, ya asosiasinya juga receh, orang akan mengikuti," ujar Pandu.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan, influencer yang mempromosikan suatu saham yang tak berkualitas, tentunya akan banyak follower-nya yang ikut membeli. Namun, jika follower-nya itu rugi, ia jamin influencer itu akan diserbu amarah dari para follower-nya itu.

"Kalau nanti sahamnya turun, dan orangnya rugi, yang akan disumpahin bukan perusahaannya, tapi influencer-nya yang akan disumpahin duluan. Jadi saya bicara blak-blakan, kita kan sedang memikirkan itu. Tapi saya cuma bisa bilang you are morally obligated kepada follower-follower Anda," tegas Pandu.

Lanjut soal saham pompom di halaman berikutnya>>>

Ia mengatakan, semakin banyak jumlah follower yang dimiliki, maka semakin besar dampaknya. Oleh karena itu, ia meminta agar para influencer di media sosial tak menyebarkan suatu informasi tanpa memikirkan tanggung jawab moralnya.

"Wong 1 orang influencer saja bisa punya lebih besar follower daripada (populasi) Malaysia, 60 juta, 30 juta, 12 juta. Digabung-gabung (populasi) ASEAN tuh semua influencer. Kalau sudah bicara saham, orang pasti percaya saja. Guys, at the end it's your moral obligation, kalau ini semua jatuh, yang receh juga kalian," imbuhnya.

Namun, peringatan itu tak berarti menakut-nakuti para investor baru. Ia mengatakan, bertambahnya jumlah investor juga punya sisi positif. Pada faktanya, Indonesia memang tengah mengejar jumlah investor agar bertambah. Pasalnya, dari total populasi di Indonesia, hanya segelintir yang sudah terdaftar sebagai investor di BEI.

"Jangan lupa, 4 juta itu sebenarnya masih sangat kecil dibandingkan negara lain. Kita memang ingin banyak orang berinvestasi di saham. Kita 280 juta orang, dan kita baru 1,5 juta awalnya, belum sampai 2%. Kita ingin paling tidak 10-15% yang bisa masuk BEI, bukan hanya saham, ada pembelian obligasi, reksa dana, macam-macam. Ini soal saham, patut kita perhatikan bersama," pungkasnya.


Hide Ads