Hal yang terpenting lainnya adalah investor newbie harus menentukan jati dirinya apakah ingin menjadi investor sesungguhnya atau ingin menjadi trader.
Pada umumnya para investor menggunakan valuasi ketika memilih saham yang ingin dibeli. Ada banyak cara untuk melihat valuasi sebuah saham yang umumnya mengacu pada beberapa rasio seperti Price Earning Ratio (PER), Price Book Value (PBV), Debt Equity Ratio (DER).
Rasio-rasio tersebut bisa dibandingkan dengan industri atau saham sejenis lainnya. Misalnya saham A memiliki PBV 0,75x, sementara saham lain dalam satu sektor PBV-nya mencapai 3x, artinya saham itu terbilang murah. Tapi hati-hati juga, karena ada saham yang murah karena memang fundamentalnya sudah hancur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkadang investor juga memadupadankan perhitungan valuasi dengan technical. Biasanya investor akan menggunakan grafik technical secara bulanan untuk melihat area support saham yang tengah diincar.
Terakhir investor cenderung membeli saham secara periodik atau dengan kata lain mereka menabung saham. Sebab mereka akan menanamkan modalnya untuk jangka waktu yang lama. Mereka akan memilih saham berkapitalisasi besar atau big cap yang masuk dalam kategori blue chip.
Sedangkan trader sebaliknya, mereka berburu capital gain atau kenaikan harga saham dalam jangka pendek, bahkan bisa kurang dari sebulan.
Target mereka adalah saham-saham yang sangat aktif bergerak. Para trader cenderung aktif melakukan jual-beli di pasar karena investasinya jangka pendek.
Biasanya saham-saham yang menjadi incaran trader adalah saham second liner. Bisa saja mereka membeli saham big cap asalkan saham itu bergerak cukup cepat seperti second liner.
Mereka cenderung memilih saham berdasarkan data transaksinya, seperti likuiditas serta bid dan offer. Para trader juga menggunakan analisa teknikal untuk menentukan target sahamnya dengan membeli di posisi terendah atau buy on weakness.
(das/eds)