Elon Musk Pilih Nikel Kaledonia, Saham ANTM cs Masih Berguguran

Elon Musk Pilih Nikel Kaledonia, Saham ANTM cs Masih Berguguran

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 09 Mar 2021 19:00 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di zona merah. IHSG cenderung bergerak di teritori negatif sepanjang perdagangan hari ini.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Saham-sama emiten pertambangan hari ini kompak berguguran. Salah satu kabar yang berkaitan dengan emiten pertambangan adalah keputusan perusahaan mobil listrik Elon Musk yang lebih memilih tambang di Kaledonia untuk pasokan nikelnya.

Seiring dengan kabar tersebut, saham-saham dari emiten pertambangan pada perdagangan hari ini kompak melemah.

Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ditutup turun kenaikan 2,19% ke posisi Rp 2.230. Meskipun di sesi 1 sempat menguat ke level Rp 2.360

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saham PT Timah Tbk (TINS) juga mengalami pelemahan 1,68% ke posisi Rp 1.760. TINS juga sempat menguat di sesi 1 ke level Rp 1.850.

Sedangkan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) sejak pagi tadi terus bergerak di zona merah. Tercatat saham INCO ditutup anjlok 5,8% ke posisi Rp 4.550.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari bbc.com disebutkan jika kerja sama ini dilakukan sebagai cara untuk mengamankan pasokan dalam jangka panjang.

"Nikel menjadi perhatian terbesar kami untuk meningkatkan produksi sel lithium-ion," ujar Musk di akun Twitternya bulan lalu.

Cadangan nikel di Kaledonia ini merupakan komoditas penting untuk perekonomian lokal dan tambang Goro.

Lanjut halaman berikutnya.

Dikutip dari Forbes Musk sangat senang dengan penurunan harga nikel. Namun kebahagiaan Musk ini diprediksi tidak akan bertahan lama.

Memang selama beberapa hari terakhir harga nikel di London Metal Exchange turun 16% dari posisi US$ 19.500 per ton menjadi US$ 16.393 per ton. Hal ini disebabkan karena perusahaan pembuat baja China mengumumkan rencananya untuk menaikkan produksi nikel kelas baterai.

Tak lama setelah tweet Musk soal nikel. Grup Holding Tsingshan China mengumumkan jika mereka mulai memproduksi nikel berkadar baterai dari bijih saprolit berkadar rendah. Ini merupakan terobosan yang bisa mengancam pasar nikel.

Tsingshan ini akan memproduksi sekitar 75.000 ton nikel per tahun dan kemudian dikonversi menjadi nikel sulfat untuk produsen baterai.


Hide Ads