Aksi teror kembali bikin geger. Setelah peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021), kali ini Mabes Polri di Jalan Trunojoyo kawasan Blok M Jakarta Selatan diteror.
Seorang perempuan membawa pistol menyerang sejumlah aparat di Mabes Polri. Polisi pun akhirnya berhasil melumpuhkan pelaku.
Nah, apakah aksi teror di atas bisa mengganggu pergerakan pasar saham? Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai pengaruhnya tidak begitu signifikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak terlalu signifikan kalaupun mempengaruhi psikologi pasar. Jika indeks mampu bergerak candle bullish ada potensi menguat ke resistance flow 6.018-6.058. Sebaliknya jika pergerakannya kembali cenderung bearish, JCI bisa kembali test support 5.892 - 5.929," terang kepada detikcom, Rabu (31/3/2021).
Analis Panin Sekuritas William Hartanto juga berpandangan serupa. Menurutnya tidak ada pengaruh yang signifikan dari aksi teror tersebut.
"Pengaruhnya nggak ada, karena bukan kejadian yang mempengaruhi ekonomi maupun mengakibatkan hal tertentu pada emiten. Kecuali jika hal ini berlangsung beberapa kali mungkin akan menjadi faktor demografi," jelas William, .
Menurutnya IHSG diproyeksi mengalami rebound dalam perdagangan besok, berada pada rentang level 5.881-6.018. Sementara itu,
Sementara, Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menilai sebaliknya. Investor asing dapat terganggu karena rentetan aksi teror yang terjadi dalam waktu singkat, dimulai dari aksi bom bunuh diri di Makassar.
"Pengaruhnya ke kepercayaan investor asing sih karena rentetan serangan aksi teror akhir-akhir ini," kata Lanjar.
Berdasarkan data yang dia berikan, setidaknya dalam perdagangan hari ini investor asing tercatat menjual sahamnya (net sell) sebesar Rp 1,11 triliun.
"Aksi teror dan musibah kebakaran yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini mengurangi kepercayaan investor asing. Selain itu investor mencari aman pada saham-saham yang telah memiliki tingkat performance yang tinggi sejak akhir tahun lalu dari rebalancing portofolio institusi kuartal pertama tahun 2021," jelas Lanjar.
Meski demikian, IHSG secara teknikal diprediksi masih berpotensi bergerak untuk mencoba rebound di awal bulan dengan support resistance di level 5.967-6.063
(hns/hns)