PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) resmi merombak jajaran dewan komisaris. Keputusan itu diambil dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan disepakati para pemegang saham BUMN semen ini.
Direktur Utama (Dirut) SMBR, Jobi Triananda Hasjim mengatakan RUPST dipimpin langsung oleh Komisaris Utama perusahaan yaitu Franky Sibarani dan terdapat delapan mata acara yang mendapat persetujuan, salah satunya perombakan jajaran komisaris.
Jobi mengatakan, perubahan ini merupakan usulan dari pemegang saham Seri A Dwiwarna dengan kesepakatan sesuai kebutuhan perseroan ke depannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terdapat perubahan susunan pengurus SMBR dengan penambahan pengangkatan Komisaris Independen PT Semen Baturaja (Persero) Tbk Chowadja Sanova," katanya dalam keterangan resminya, Kamis (27/5/2021).
Dengan keputusan tersebut, maka susunan pengurus perseroan yang baru berdasarkan keputusan RUPST sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama: Franky Sibarani
Komisaris: Oke Nurwan
Komisaris Independen: Darusman Mawardi
Komisaris Independen: Endang Tirtana
Komisaris Independen: Chowadja Sanova
Dewan Direksi
Direktur Utama: Jobi Triananda Hasjim
Direktur Produksi & Pengembangan: Daconi
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko: M. Jamil
Direktur Umum & SDM: Amrullah
Direktur Pemasaran: Mukhamad Saifudin
Pada kesempatan ini, Semen Baturaja mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 20% menjadi Rp 394 miliar di kuartal I-2021. Perusahaan mencatatkan volume penjualan semen sebesar 1,93 juta ton dan penjualan non semen lainnya seperti white clay, semen mortar, beton porous, dan lainnya.
Baca juga: Penjualan Semen Baturaja Naik ke 883.622 Ton |
Jobi mengatakan, perusahaan juga memaksimalkan pendapatan dengan capaian Rp 1,72 triliun serta meningkatkan EBITDA menjadi Rp 416,4 miliar atau meningkat 2% dari tahun 2019.
"Kinerja positif ini merupakan hasil dari berbagai inisiatif strategis yang telah dilakukan oleh manajemen untuk mendorong upaya peningkatan pendapatan. Dengan efisiensi biaya produksi dan biaya usaha, perbaikan sistem distribusi dan penataan distributor mampu menekan harga pokok secara signifikan," katanya.
Menurut Jobi, keberlanjutan pada efisiensi biaya juga mampu menurunkan beban pokok penjualan 21% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 hingga triwulan I-2021, laba bersih perseroan positif Rp 17,9 miliar.
(hek/ara)