Perusahaan tambang emas PT Archi Indonesia Tbk resmi melakukan Penawaran Umum Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Perusahaan melepas 4.967.500.000 saham ke publik.
Perusahaan menawarkan harga IPO sebesar Rp 750-800 per saham. Dengan begitu, dana yang akan diraih perseroan dari IPO tersebut ditargetkan sebesar Rp 3,97 triliun.
Wakil Direktur Utama Archi Indonesia, Rudy Suhendra mengatakan tujuan dari IPO Archi Indonesia untuk mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan perseroan, sekaligus juga untuk terus meningkatkan tata kelola perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum," katanya dalam Konferensi Pers Virtual Public Expose Archi Indonesia, Senin (31/5/2021).
Rudy mengajak masyarakat untuk berinvestasi di saham Archi Indonesia karena itu merupakan salah satu saham yang tercatat di BEI yang memiliki exposure penuh terhadap bisnis pertambangan emas, di mana emas merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor.
"Sehubungan dengan aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dari IPO ini," tuturnya.
Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Indonesia, Adam Jaya Putra mengatakan sekitar 90% dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan perseroan untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisa dana yang diperoleh akan digunakan untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.
"Indikasi penggunaan dana IPO ini untuk pembayaran loan dan working capital. Untuk komposisinya sekitar 90% dan 10% masing-masingnya," bebernya dalam kesempatan yang sama.
Lanjut ke halaman berikutnya.
Tonton juga Video: Demam Investasi saat Pandemi, Ada yang Untung dan Merugi