Orang-orang Ini Malah Untung Besar Kalau Saham Berguguran, Kok Bisa?

Orang-orang Ini Malah Untung Besar Kalau Saham Berguguran, Kok Bisa?

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 29 Jun 2021 10:16 WIB
Bursa Saham Wall Street
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Tak semua pelaku pasar mengincar saham-saham yang naik. Ada juga kelompok yang justru berburu keuntungan dari penurunan nilai saham.

Mengutip CNN, Selasa (29/6/2021), salah satu perusahaan investasi di AS, Hindenburg misalnya tengah mengincar saham-saham yang akan jatuh.

Nate Anderson, pendiri Hindenburg Research, dalam beberapa tahun terakhir menargetkan saham perusahaan yang menurutnya dinilai terlalu tinggi dan memiliki keuangan yang mencurigakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anderson lebih tertarik untuk mengambil keuntungan dari saham-saham yang turun, ketimbang saham yang naik. Strategi itu umumnya dikenal sebagai short selling.

Short selling merupakan aktivitas pinjam-meminjam saham. Investor bisa meminjam saham untuk dijual, kemudian berjanji untuk membelinya kembali di kemudian hari.

ADVERTISEMENT

Investor yang melakukan aktivitas itu bertujuan mengambil untung dari penurunan nilai saham. Peluangnya dia bisa menjual saham yang dipinjam itu di level tinggi, jika saham itu kemudian harganya turun dia mendapat untung karena membelinya kembali di level rendah.

Anderson menjelaskan mengapa dia berbeda dengan investor mayoritas di pasar modal. Menurutnya mencari saham yang murah itu jauh lebih sulit.

"Lebih sulit untuk menemukan hal-hal yang undervalued karena pasar telah dibanjiri uang," kata Anderson.

Anderson tenar ketika dia mengincar saham perusahaan truk listrik Nikola tahun lalu. Baru-baru ini, Hindenburg telah menargetkan sesama startup EV Lordstown Motors serta perusahaan olahraga fantasi DraftKings.

Ketiga perusahaan ini, serta perusahaan lain yang menjadi fokus Hindenburg, semuanya dengan keras menyangkal sebagian besar tuduhan Anderson.

Namun Nikola mengakui bahwa ada penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas AS, Securities and Exchange Commission (SEC). Lalu CEO dan direktur keuangan EV Lordstown Motors juga telah mengundurkan diri secara mendadak.

Ketiga perusahaan ini memiliki kesamaan, mereka go public melalui merger dengan perusahaan akuisisi tujuan khusus dengan cek kosong, atau SPAC. Cara itu sedang populer dan banyak digunakan perusahaan untuk go public.

"Jika Anda memiliki keuangan yang solid dan berpikir prospek Anda bagus, Anda biasanya go public melalui cara tradisional. SPAC cenderung sangat spekulatif," kata Anderson.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Aksi Cristiano Ronaldo Singkirkan Coca-Cola Dipuji WHO

[Gambas:Video 20detik]



Anderson memiliki sejarah masalah keuangan. Dia bekerja untuk firma data pasar FactSet serta beberapa hedge fund sebelum menjalankan Hindenburg pada 2018. Dia mengatakan dia sering tertarik untuk mencari penipuan, pencucian uang, dan skema ponzi.

"Saya selalu memiliki hasrat untuk menggali dan menyelidiki. Saya sangat fokus pada penelitian mendalam," kata Anderson.

Hindenburg memiliki lima staf, termasuk Anderson, yang sering menghabiskan waktu tiga hingga enam bulan untuk meneliti suatu saham sebelum mereka merilis laporan tentangnya. Perusahaan juga kadang-kadang membawa konsultan untuk membantu kasus yang lebih khusus, terutama dengan saham China.

Anderson mengatakan pihaknya memutuskan untuk lebih fokus pada saham-saham perusahaan kecil dan menengah daripada saham besar seperti perusahaan teknologi.

Hindenburg kemudian membuat laporan ekstensif dari hasil risetnya terhadap saham-saham tersebut. Mereka pun menjelaskan mengapa merekomendasikan short selling untuk saham tertentu.

Hal itu pun berdampak pada banyaknya laporan kepada Hindenburg bahwa mereka sering melakukan short selling sendiri dari saham-saham yang direkomendasikannya untuk mendapatkan keuntungan.

Seseorang di Reddit WallStreetBets mengatakan dalam sebuah posting awal tahun ini bahwa Hindenburg Research adalah short seller yang sering melakukan fitnah.

Ada juga petisi di Change.org dari investor yang menyatakan bahwa mereka ingin Hindenburg diselidiki oleh SEC karena tuduhan penipuan. Petisi itu didukung termasuk satu dari Ideanomics (IDEX), sebuah perusahaan teknologi keuangan AS dengan bisnis besar di China, yang memiliki lebih dari 12.000 tanda tangan.


Hide Ads