Jadi Unicorn Pertama yang IPO, Begini Prospek Saham Bukalapak

Jadi Unicorn Pertama yang IPO, Begini Prospek Saham Bukalapak

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 09 Jul 2021 19:36 WIB
bukalapak
Foto: Aisyah Kamaliah/detikINET
Jakarta -

Bukalapak telah mengumumkan rencana aksi korporasi initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana ke publik. Bukalapak memasang penawaran harga Rp 750-850 per lembar saham dengan target dana Rp 21,9 triliun.

Dana hasil IPO akan digunakan untuk penambahan modal dan operasional perusahaan yang akan fokus pada pengembangan mitra UMKM di seluruh Indonesia. Bagaimana prospeknya?

Ekonom & Praktisi Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo menilai aksi korporasi ini cukup prospektif karena berasal dari satu bidang usaha yang sudah mulai menuju menghasilkan uang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selanjutnya dengan kondisi seperti sekarang, Bukalapak yang berencana IPO momentumnya pas karena terkait dengan digitalisasi dan memang sekarang gaya hidup masyarakat yang menggandrungi produk digital," kata Lucky saat dihubungi detikcom, Jumat (9/7/2021).

Lucky mengungkapkan Bukalapak dengan visi bisnisnya bisa berkembang sehingga publik menilai buku perusahaan menjadi lebih optimal. Namun di balik prospektifnya saham Bukalapak ada tantangan yang akan dihadapi perusahaan, misalnya Bukalapak juga harus berkomitmen memberikan dividen kepada para pemegang saham.

ADVERTISEMENT

"Salah satu cita-cita investor adalah mendapatkan dividen. Sementara Bukalapak adalah perusahaan yang baru masuk ke lantai bursa. Namun memiliki pangsa pasar yang besar dan kompetitornya juga besar. Nah pembagian dividen di tahun buku berikutnya ini akan membentuk reputasi penting untuk Bukalapak," tambahnya.

Menurut Lucky penawaran harga saham di kisaran Rp 750-850 juga cukup menarik untuk investor ritel karena masih terjangkau dibandingkan harga-harga saham yang sudah berada di 4 digit seperti Rp 2.000 atau Rp 3.000an.

Dia menyebutkan kondisi keuangan yang masih merugi ini tidak akan mempengaruhi signifikan kepada penawaran Bukalapak. Hal ini karena kondisi dari tahun ke tahun sudah mulai membaik.

"Harus ada komitmen ke depan untuk memperbaiki kerugian, tapi itu hal yang wajar," tambah dia.

Prospek saham Bukalapak dinilai menarik untuk jangka panjang. Cek halaman berikutnya.

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas mengungkapkan saham Bukalapak memiliki prospek yang menarik untuk jangka panjang meskipun perusahaan masih rugi.

"Tapi tren kerugiannya itu turun, artinya ada prospek untuk bisa mencatatkan laba," jelas dia.

Dia menjelaskan jika dilihat rasio PBV-nya dengan asumsi harga Rp 750-850 berada di di 3,7-4,2x, tapi jika dibandingkan rata-rata industrinya masih di bawah, yaitu 8,6x.

Kemudian untuk jangka pendek terutama untuk awal pencatatan saham, Sukarno menyebut, tak akan terlalu agresif untuk naik, karena total emisi yang besar.

"Biasanya akan sulit untuk menguat di awal-awal untuk emisi sebesar itu, kecuali market maker-nya ikut andil," jelas dia.

Dikutip dari prospektus ringkas, Bukalapak menargetkan bisa meraup dana hingga Rp 21,9 triliun. Bukalapak akan melepas 25.765.504.851 lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya merupakan saham baru.

Saham ini dikeluarkan dari portofolio Bukalapak dengan nominal Rp 50. Ini artinya ada 25% saham Bukalapak yang dilepas ke publik dalam IPO.

Penawaran awal akan dilakukan 9-19 Juli 2021 kemudian tanggal efektif pelaksanaan IPO ditetapkan 26 Juli 2021. Selanjutnya masa penawaran umum perdana saham dilakukan pada 28-30 Juli 2021.


Hide Ads