Bukalapak telah mengumumkan rencana aksi korporasi initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana ke publik. Bukalapak memasang penawaran harga Rp 750-850 per lembar saham dengan target dana Rp 21,9 triliun.
Dana hasil IPO akan digunakan untuk penambahan modal dan operasional perusahaan yang akan fokus pada pengembangan mitra UMKM di seluruh Indonesia. Bagaimana prospeknya?
Ekonom & Praktisi Pasar Modal Lucky Bayu Purnomo menilai aksi korporasi ini cukup prospektif karena berasal dari satu bidang usaha yang sudah mulai menuju menghasilkan uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selanjutnya dengan kondisi seperti sekarang, Bukalapak yang berencana IPO momentumnya pas karena terkait dengan digitalisasi dan memang sekarang gaya hidup masyarakat yang menggandrungi produk digital," kata Lucky saat dihubungi detikcom, Jumat (9/7/2021).
Lucky mengungkapkan Bukalapak dengan visi bisnisnya bisa berkembang sehingga publik menilai buku perusahaan menjadi lebih optimal. Namun di balik prospektifnya saham Bukalapak ada tantangan yang akan dihadapi perusahaan, misalnya Bukalapak juga harus berkomitmen memberikan dividen kepada para pemegang saham.
"Salah satu cita-cita investor adalah mendapatkan dividen. Sementara Bukalapak adalah perusahaan yang baru masuk ke lantai bursa. Namun memiliki pangsa pasar yang besar dan kompetitornya juga besar. Nah pembagian dividen di tahun buku berikutnya ini akan membentuk reputasi penting untuk Bukalapak," tambahnya.
Menurut Lucky penawaran harga saham di kisaran Rp 750-850 juga cukup menarik untuk investor ritel karena masih terjangkau dibandingkan harga-harga saham yang sudah berada di 4 digit seperti Rp 2.000 atau Rp 3.000an.
Dia menyebutkan kondisi keuangan yang masih merugi ini tidak akan mempengaruhi signifikan kepada penawaran Bukalapak. Hal ini karena kondisi dari tahun ke tahun sudah mulai membaik.
"Harus ada komitmen ke depan untuk memperbaiki kerugian, tapi itu hal yang wajar," tambah dia.
Prospek saham Bukalapak dinilai menarik untuk jangka panjang. Cek halaman berikutnya.