Misi Bukalapak Melantai di Bursa saat Masih Rugi Rp 1,3 T

Misi Bukalapak Melantai di Bursa saat Masih Rugi Rp 1,3 T

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 10 Jul 2021 06:15 WIB
Ilustrasi Bukalapak
Foto: detikINET/Anggoro Suryo Jati
Jakarta -

Bukalapak akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari hasil initial public offering (IPO) ini, Bukalapak menargetkan bisa meraup dana segar Rp 21,9 triliun.

Harga saham yang ditawarkan Rp 750 - Rp 850 per lembar saham. Ada 25% saham yang akan dilepas ke lantai bursa.

Pada 2020 Bukalapak memang masih mencatatkan kerugian meskipun angkanya lebih baik dibandingkan periode tahun-tahun sebelumnya.

CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengungkapkan memang Bukalapak memiliki visi untuk meraup keuntungan dan model bisnis yang berkelanjutan.

Karena itu istilah bakar uang telah dihapus dari sistem kerja Bukalapak. "Kalau perusahaan teknologi mau tumbuh harus bakar uang lebih banyak, kami berbeda. Kami ingin tumbuh, memperbaiki profitabilitas sehingga pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan," kata dia dalam public expose, Jumat (9/7/2021).

Rachmat menyebutkan tahun lalu pendapatan Bukalapak mengalami peningkatan yaitu Rp 1,35 triliun, lebih besar dibanding 2019 Rp 1,07 triliun. Bahkan angka ini juga lebih besar dibanding 2018 yang hanya Rp 292 miliar.

Kemudian transaksi tercatat Rp 85,08 triliun, naik dibandingkan 2019 Rp 57,39 triliun dan Rp 28,34 triliun pada 2018. EBITDA Bukalapak sudah mulai membaik berada di kisaran Rp 1 triliun. Pada 2020, EBITDA Bukalapak minus Rp 1,67 triliun, pada 2019 minus Rp 2,68 triliun, dan 2018 minus Rp 2,22 triliun.

Namun berdasarkan dokumen laporan keuangan tahun 2020, Bukalapak masih mencatat kerugian Rp 1,3 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan kerugian pada 2019 yang mencapai Rp 2,8 triliun dan 2018 rugi Rp 2,2 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun aksi korporasi ini menjadikan Bukalapak sebagai unicorn Indonesia yang pertama kali melantai di bursa. Penawaran awal (bookbuilding) dan road show dilakukan sejak tanggal 9 Juli hingga 19 Juli 2021. Pernyataan efektif dari OJK diharapkan terbit pada 26 Juli 2021.

Selanjutnya, penawaran umum ditargetkan dapat dilaksanakan pada 28-30 Juli 2021 dan pencatatan di BEI dengan kode saham BUKA dijadwalkan pada 6 Agustus 2021.

(kil/eds)

Hide Ads