PT Bank Central Asia Tbk berencana membuka penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) terhadap anak perusahaannya di bank digital yang dimiliki sepenuhnya. Namun sayangnya, rencana tersebut tidak akan terealisasi dalam waktu dekat.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk, Jahja Setiaatmadja mengatakan, perjalanan Bank Digital BCA yang diberi nama 'blu' masih terbilang panjang. Terlebih aplikasi ini baru diluncurkan pada 2 Juli 2021.
"Kapan mau IPO? Saya bilang secara target tentu 1-2 tahun ke depan kita ada persiapan ke arah itu. Tapi tentunya ini seperti bayi baru lahir, jadi memang harus ada suatu waktu," kata Jahja dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (22/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bank Digital 'blu' terpilih menjadi salah satu anak perusahaan yang akan masuk dalam IPO. Dia menjelaskan, bukan tanpa alasan dipilih Bank Digital yang akan IPO, menurutnya, dasar IPO dilihat dari seberapa besar minat investor.
Baca juga: Semester I, BCA Raup Laba Rp14,5 T, Naik 18% |
Pihaknya menilai, investor tidak akan memilih perusahaan-perusahaan kecil kecuali yang bergerak di bidang digital. Oleh sebab itu, Bank Digital 'blu' menjadi salah satu pilihan perusahaan untuk masuk ke dalam IPO.
"Jadi ya kita akan menjajaki, kemungkinan untuk ke arah situ, karena minat investornya mungkin ada di situ. Kuncinya bukan mau atau nggak, kalau ada minat investor tentu akan kita sharing, bisnis bagus kita akan sharing ke investor, dan biasanya harus perusahaan besar, harusnya dalam keadaan penilaian wajar tapi dalam mood digitalisasi maka kita juga akan ikut masuk ke bidang tersebut," ujarnya.
Lebih lanjut, BCA tak ingin terkesan terburu-buru untuk terjun menawarkan saham secara umum. Sebagai awalan, pihaknya akan mempersiapkan lebih matang dan gambaran perkembangan bisnis ke depan.
"Jadi saya pikir, kita mantapkan dulu kita lihat bagaimana perkembangan daripada hal ini, kalau memang baik ya tentu kita akan share kepada investor, masyarakat yang ingin berbagi juga mendapatkan bagian dari satu keberhasilan, tentunya hal itu akan kami perhitungkan ke depan," jelasnya.
Ditanya soal suntikan modal bagi Bank Digital 'blu', Jahja berujar hal tersebut memang sudah disiapkan. Namun pihaknya tak menyebut lebih lanjut besaran nominalnya.
"Bank digital salah satu persyaratan bahwa kalau mau IPO itu harus rada sizeable (cukup besar), jadi kalau kecil orang nggak pandang sebelah mata. Saya pikir dengan konsekuensi bahwa memang harus ada tambahan untuk bank BCA digital. Jumlahnya berapa mungkin nanti yang akan datang bisa diketahui, kita sudah persiapkan, pasti lah perlu tambahan modal," pungkasnya.
(das/das)