Bikin Deg-degan! Saham Bukalapak Sempat Anjlok, Kini 'Nongkrong' di Zona Hijau

Bikin Deg-degan! Saham Bukalapak Sempat Anjlok, Kini 'Nongkrong' di Zona Hijau

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 13 Agu 2021 10:00 WIB
Rencana IPO Bukalapak
Foto: Rencana IPO Bukalapak (Denny Pratama/detikcom)
Jakarta -

Saham PT Bukalapak.com Tbk hari ini masih berkutat di zona merah. Saham berkode BUKA ini juga sempat turun cukup dalam.

Mengutip data RTI, Jumat (13/8/2021), saham BUKA sempat turun hingga 5,18% ke posisi Rp 915 sekitar 30 menit setelah pembukaan.

Setelah itu saham BUKA memantul dan masuk ke zona hijau. Hingga pukul 09.47 waktu JATS, saham BUKA tercatat naik 25 poin atau 2,59% ke posisi Rp 990.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemarin saham BUKA ditutup terjun bebas dengan turun 6,76% ke level Rp 965. Saham BUKA tak bisa turun lebih jauh lagi karena sudah menyentuh batas auto reject bawah (ARB).

Pada Selasa 10 Agustus 2021 saham BUKA juga anjlok hingga ARB dengan berkurang 75 poin atau turun 6,76% ke level Rp 1.035.

ADVERTISEMENT

Di hari pertama IPO naik sampai menyentuh level auto reject atas (ARA). Bahkan di hari kedua saham BUKA sudah sempat naik hingga Rp 1.325, sedangkan harga penawarannya di level Rp 850.

Kenapa banyak orang kepincut saham Bukalapak? Cek halaman berikutnya.

Lalu apa sebenarnya yang membuat pelaku pasar banyak kepincut saham BUKA? Sementara jika dilihat dari fundamentalnya perusahaan masih mengalami kerugian. Jika dilihat di industri e-commerce, Bukalapak juga dinilai masih memiliki pesaing yang lebih besar.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai para pelaku pasar yang membeli saham BUKA cenderung karena berburu cuan sesaat saja. Mereka tidak memperdulikan potensi dari perusahaan itu sendiri.

"Sebenarnya bukan potensi, tapi untuk mengambil keuntungan di jangka pendek. Kenaikannya kan cuma beberapa hari, jadi mereka antre beli, terus naik ya ambil untung," ucapnya saat dihubungi detikcom.

Menurut Hans saham BUKA memang tidak cocok sebagai tempat investasi jangka panjang. Beberapa hal menjadi pertimbangannya, termasuk dari sisi fundamental perusahaan.

Sementara Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memandang para pelaku pasar banyak yang terhipnotis dengan euforia rencana IPO Bukalapak sebelumnya. Gembar-gembor IPO perusahaan teknologi ini begitu nyaring hingga membuat banyak pelaku pasar kepincut.

"Sebelum IPO Bukalapak ini kan euforianya begitu heboh, pemberitaannya juga terus menerus, sehingga menarik banyak perhatian investor. Kehebohan IPO Bukalapak juga sampai ada yang membuat prediksi nilai saham wajar Bukalapak. Ada juga yang bilang ini e-commerce pionir di pasar modal pertama dan lain-lain. Nah buat investor pemula ini menjadi menarik," ucapnya.


Hide Ads