Startup Jasa Teknologi Ini Siap IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Startup Jasa Teknologi Ini Siap IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 22 Agu 2021 21:04 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat naik hingga hampir 20 poin tapi kemudian melambat lagi. Investor belum bersemangat sehingga perdagangan berjalan lesu. Pada penutupan perdagangan Sesi I, Jumat (14/11/2014), IHSG turun tipis 4,732 poin (0,09%) ke level 5.043,936. Sementara Indeks LQ45 melemah tipis 0,233 poin (0,03%) ke level 864,319.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Pasar modal Indonesia akan kembali kedatangan emiten dari golongan startup. Adalah PT Global Sukses Solusi Tbk atau RUN System yang tengah melakukan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).

RUN System sendiri merupakan perusahaan IT yang berdiri di Yogyakarta pada tahun 2014 tersebut diawali dengan
keikutsertaannya dalam Program Indigo Startup Incubator yang diselenggarakan oleh Telkom.

Melihat kondisi dan peluang bisnis bidang ICT yang sedang bertumbuh, Perseroan berencana untuk mengembangkan usahanya dan mencari pendanaan lewat pasar modal melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) dan menargetkan dana sebesar Rp 49.987.200.000.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perseroan akan menjual sebanyak-banyaknya 196.800.000 saham biasa. Jumlah saham tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 20,01% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham. Harga saham yang ditawarkan kepada masyarakat sebesar Rp230-254 setiap saham.

Bersamaan dengan penawaran umum saham perdana, Perseroan mengadakan Program ESA (Employment Stock Allotment) dengan mengalokasikan saham sebanyak-banyaknya 1% dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan atau sebanyak-banyaknya sebesar 1.968.000 saham.

ADVERTISEMENT

Dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, sekitar 74% akan digunakan sebagai modal kerja diantaranya yaitu untuk pembiayaan proyek baru, biaya overhead dan operasional. Sekitar 11% akan digunakan untuk market acquisition and expansion.

Lalu sekitar 10% akan digunakan untuk riset dan pengembangan dan sisanya sekitar 5% akan digunakan untuk belanja modal Perseroan yang meliputi alat kerja dan prasarana diantaranya adalah komputer, server, router server, switchhub manageable, server rak 20U, firewall Fortinet, dan kendaraan operasional

Pertanyaannya seberapa besar potensi perusahaan ini hingga berani mejeng di pasar modal? Jawabannya ada di halaman selanjutnya.

Simak juga Video: Jerman Lirik Indonesia untuk Kerja Sama Bangun Startup

[Gambas:Video 20detik]



Analis CSA Research Institute Reza Priyambada menilai pelaku pasar akan cenderung melihat prospek ke depan dari bisnis RUN System. Perusahaan ini sendiri bergerak dalam bidang penyedia jasa software platform enterprise yang merupakan penyedia solusi software ERP terintegrasi, dari proses bisnis hulu ke hilir (integrated end to end user business process) untuk segala bisnis dari skala menengah hingga besar.

"Harus di lihat dari ke depannya calon pelanggan mereka siapa saja? Akan ada berapa banyak perusahaan yang menggunakan jasa mereka? Masalah terkait sistem pembayaran bisanya perusahaan bisa pakai pihak eksternal atau build up sendiri. Nah sebagian perusahaan menggunakan pihak eksternal itu yang menjadi peluang," ucapnya.

Menariknya Indonesia saat ini sedang gencar membangun infrastruktur untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (information, communication technology/ICT). Tak hanya itu pemerintah RI juga sudah menetapkan Indonesia saat ini tengah memasuki era baru, yaitu era revolusi 4.0.

Adanya Dorongan dan dukungan yang besar dari Pemerinah untuk mencapai revolusi 4.0, tentunya memberikan prospek yang bagus kepada Perseroan karena besarnya peluang bisnis di bidang ICT.

Jika dilihat peluang bertumbuh bagi RUN System terbilang sangat besar. Namun untuk meraih pertumbuhan itu masih tergantung dari inovasi yang dilakukan perusahaan.

"Ini berarti pangsa pasarnya dia besar ke depan pengembangannya bisa lebih besar lagi. Kalau penyediaan jasa seperti itu akan lebih kepada upgrade system. Pengembangan bisnis mereka tentunya selain dari sisi pengembangan mitra mereka tentu dari sisi pengembangan system mereka juga," tuturnya.

Sekadar informasi, total aset RUN System pada Desember 2020 mencapai Rp 38,410 miliar, melonjak dibandingkan aset yang dicatat pada tahun 2019 sebesar Rp6,865 miliar. Perseroan hanya memiliki liabilitas Rp3,415 miliar pada tahun 2020 dari Rp 1 miliar pada tahun 2019. Sedangkan ekuitas sebesar Rp 34,995 miliar pada tahun 2020 dari posisi Rp 5,864 miliar pada 2019.

Kinerja operasional yang terus meningkat ditunjukkan dengan diperolehnya pendapatan usaha Perseroan yang pada posisi Desember 2020 mengalami peningkatan sebesar Rp16.874 miliar atau meningkat sebesar 300,37% dibandingkan dengan tahun 2019, dari Rp 5.618 miliar menjadi Rp22.492 miliar Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan RUN System kepada pihak berelasi yaitu PT Metranet.

Capaian laba bersih tahun berjalan Perseroan juga meningkat pada tahun 2020 menjadi Rp7,705 miliar dari Rp2,067 miliar atau naik sebesar 272,73%. Demikian juga EBITDA melonjak dari 61,48% pada tahun 2019 menjadi 387,15% pada tahun 2020. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Perseroan seiring dengan peningkatan nilai kontrak yang diperoleh Perseroan.


Hide Ads