Mengintip Peluang Startup Teknologi Melantai di Pasar Modal

Mengintip Peluang Startup Teknologi Melantai di Pasar Modal

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 03 Sep 2021 20:02 WIB
Working women at their store. They wearing casual clothing, accepting new orders online and packing merchandise for customer
Foto: iStock
Jakarta -

PT Global Sukses Solusi Tbk mengumumkan jadwal penawaran saham perdana dalam rangkaian proses initial public offering dimulai dari 2 Agustus hingga 6 Agustus 2021 mendatang. Direktur Utama Global Sukses Solusi Sony Rachmadi Purnomo menyebutkan langkah strategis ini akan menjadi momentum penting dalam rangka menciptakan lompatan bisnis calon emiten berkode RUNS tersebut.

"Kalau ada pertanyaan kenapa harus IPO sekarang? Menurut saya, kita tidak harus tumbuh besar dulu baru IPO, tapi bisa IPO dulu baru besar," tutur dia dalam diskusi online yang digelar CSA Institute, Kamis (3/9/2021).

Sebagai perusahaan teknologi yang bergerak di bidang penyedia solusi software Enterprise Resource Planning (ERP) yang terintegrasi, Sony mengatakan, RUNS punya peluang besar untuk terus berkembang di tengah tingginya adopsi pemanfaatan layanan digital bagi perusahaan dari beragam skala bisnis baik kecil hingga besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam menjalankan bisnisnya, perseroan memiliki empat jenis produk yaitu Run System yang merupakan ERP software, Run Market yaitu enterprise internediary platform, Run iProbe (HR enterprise solution system) dan iKas yaitu point of sales platform.

"Selama ini, layanan-layanan itu bayak di-provide oleh perusahaan luar negeri. Makanya kita coba create produk ini sebagai produk dalam negeri," sambung dia.

ADVERTISEMENT

Saat ini, lanjut Sony, jasa yang ditawarkan perusahaan sudah banyak digunakan di lingkungan perusahaan pelat merah. Berkolaborasi dengan PT Telkom, RUNS tengah berupaya membantu menciptakan ekosistem digital business process dalam tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Suka tidak suka, program pemerintah membantu performa bisnis kami. Bayangkan ada 600 BUMN, anak dan cucu BUMN di mana mereka juga memiliki mitra juga. Itu banyak yang kemudian ter-drive untuk mengadopsi digitalisasi. Kami optimistis beberapa tahun ke depan, beberapa tahun ke depan prospeknya akan sangat menarik," tutur dia.

Dengan segala layanan bisnis yang ditawarkan, saat ini perusahaan telah membantu mengelola bisnis para kliennya dengan total nilai proses bisnis yang dilayani mencapai Rp 13 triliun/tahun.

"Di RUNS sendiri total processing value tidak kurang dari Rp 13 triliun per tahun. Ada lebih dari 30.000an karyawan yang terproses payrol-nya dan lain-lain. Itu yang bisa jadi peluang besar yang bisa dioptimalkan," bebernya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Global Sukses Solusi Nizar mengungkap, memang menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk menjelaskan model bisnis yang dilakoni RUNS. Mengingat, konsep bisnis perusahaan digita seperti RUNS belum banyak dilakukan di Indonesia.

Namun ia menjelaskan, peluang industri digital di masa depan sangat menjanjikan seiring dengan maraknya adopsi layanan digital di tengah masyarakat di kala maraknya pembatasan kegiatan masyarakat yang banyak dilakukan sebagai upaya mencegah penularan virus Corona.

Pun, lanjut dia, dari total aset yang berkisar Rp 38 miliar, banyak di antara aset tersebut berupa uang tunai.

"Sempat ada pertanyaan kenapa uang tunainya cukup banyak, bahkan dianggap kenapa tidak diinvestasikan ke properti misalnya? Karena gini, untuk kita menggarap project yang ada di pipeline saja, itu kita membutuhkan modal kerja yang sedemikian rupa. Itu kenapa aset kita lebih banyak dalam bentuk cash," jelasnya.

Adapun lewat IPO nanti RUNS mengincar dana segar sebesar Rp 49,98 miliar yang akan digunakan sebagai modal kerja sebesar 74 persen. Diantaranya yaitu untuk pembiayaan proyek baru, biaya overhead dan operasional.

Pembiayaan proyek baru tersebut adalah pengadaan-pengadaan ERP dan pekerjaan pekerjaan managed service ERP pada pelanggan pelanggan perseroan. Lalu, sekitar 11 persen akan digunakan untuk market acquisition and expansion.

Sementara itu, Presiden Direktur CSA Institute Aria Santoso menyebut, di Indonesia saat ini sedang gencar membangun infrastruktur untuk Teknologi Informasi dan Komunikasi (information, communication technology/ICT). Tak hanya itu pemerintah RI juga sudah menetapkan Indonesia saat ini tengah memasuki era baru, yaitu era revolusi 4.0.

Adanya Dorongan dan dukungan yang besar dari Pemerinah untuk mencapai revolusi 4.0, tentunya memberikan prospek yang bagus kepada Perseroan karena besarnya peluang bisnis di bidang ICT.

Jika dilihat peluang bertumbuh bagi RUN System terbilang sangat besar. Namun untuk meraih pertumbuhan itu masih tergantung dari inovasi yang dilakukan perusahaan.

"Memang menarik ya kalau bicara prosepek. Apalagi sekarang dengan kondisi pandemi, di mana orang mulai mempertimbangkan untuk nggak ketemu secara fisik, kemudian banyak bisnis proses yang diotomatiskan atau otamasi dari business process kemudian menjadi tantangan tersenduri ketika teknologi dibutuhkan dalam banyak business process-nya," kata Aria dalam kesempatan yang sama.

"Kemudain ini juga akan ada satu tren (digitalisasi proses bisnis), apa lagi kalau ada semangat nasionalis. Kita nggak perlu pakai produk luar negeri lagi nih, kita bisa pakai produk dari perusahaan lokal. Itu akan menjadi angin segar bagi perusahaan lokal. Ini akan menguntungkan bagi RUNS," sambung dia.

Sekadar informasi, total aset RUN System pada Desember 2020 mencapai Rp 38,410 miliar, melonjak dibandingkan aset yang dicatat pada tahun 2019 sebesar Rp6,865 miliar. Perseroan hanya memiliki liabilitas Rp 3,415 miliar pada tahun 2020 dari Rp 1 miliar pada tahun 2019. Sedangkan ekuitas sebesar Rp 34,995 miliar pada tahun 2020 dari posisi Rp 5,864 miliar pada 2019.

Kinerja operasional yang terus meningkat ditunjukkan dengan diperolehnya pendapatan usaha Perseroan yang pada posisi Desember 2020 mengalami peningkatan sebesar Rp 16.874 miliar atau meningkat sebesar 300,37% dibandingkan dengan tahun 2019, dari Rp 5.618 miliar menjadi Rp 22.492 miliar Kenaikan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan RUN System kepada pihak berelasi yaitu PT Metranet.

Capaian laba bersih tahun berjalan Perseroan juga meningkat pada tahun 2020 menjadi Rp 7,705 miliar dari Rp 2,067 miliar atau naik sebesar 272,73%. Demikian juga EBITDA melonjak dari 61,48% pada tahun 2019 menjadi 387,15% pada tahun 2020. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Perseroan seiring dengan peningkatan nilai kontrak yang diperoleh Perseroan.


Hide Ads