PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) resmi mengubah namanya menjadi 'Bank Raya'. Perubahan itu telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa seiring dengan transformasinya yang kini menjadi bank digital.
Direktur Utama AGRO Kaspar Situmorang menyebut akan meningkatkan gig economy dengan potensi mencapai Rp 4.000 triliun pada 2025, dengan membangun infrastruktur digital dan ekosistemnya. Perusahaan pun mengubah citranya dari bank sawit dan fokus pada korporasi menjadi bank digital.
"Seiring dengan ulang taun AGRO ke-32 tahun, kami telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk mengubah nama kami menjadi Bank Raya. Tentunya kami telah launching program aplikasi kami, untuk digital. Ini seiring komitmen kami mengubah image dari agriculture atau bank sawit dan menjadi sepenuhnya berorientasi bank digital," kata Kaspar dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (27/9/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kata Kaspar, telah memberikan lampu hijau bagi Bank Raya untuk menjadi bank digital dengan pembukaan rekening sepenuhnya digital.
Identifikasi nasabah dilakukan menggunakan biometrik, tanpa melalui video call dengan customer service.
"Ini langkah penting dan membuka pintu akselerasi meningkatkan jumlah nasabah baru dan menjangkau gig ekonomi yang sebelumnya memiliki akses terbatas ke penyedia jasa perbankan. Kami punya spektrum channel yang tidak dimiliki bank lain," ujarnya.
"Perbankan yang dulu menyasar pada korporasi kini difokuskan pada customer experience tanpa mengandalkan sistem bank lama. Open banking dengan salah satu open API jadi ujung tombak perbankan digital, ini mendorong pertumbuhan luar biasa, bukan hanya saat bisnis perbankan tapi juga fintech," tambahnya.