Pandemi COVID-19 tanpa disadari membuat masyarakat jadi semakin melek atas pentingnya investasi. Investasi pun jadi topik yang dibicarakan di mana-mana, dari anak muda hingga orang dewasa.
Di sisi lain harus diakui bahwa memulai investasi tidaklah mudah, jika salah langkah bisa saja terjebak dalam investasi bodong. Untuk mencegah itu, masyarakat diminta perhatikan konsep 2R dan 2L jika mau berinvestasi.
"Setiap jenis investasi memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Ibarat memilih jodoh, memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan investasi bisa menjadi masalah pelik," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman dalam Launching ORI020 secara virtual, Senin (4/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tips and tricks dalam berinvestasi mantranya cukup simpel dan mudah diingat yakni 2R dan 2L yaitu return, risk, legal and logic," terangnya.
Lebih rinci dijelaskan bahwa 2R yang dimaksud adalah perhatikan imbal hasil dan risikonya sebelum memulai investasi. Anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu meminta masyarakat tidak tergiur dengan keuntungan yang tinggi tanpa memahami risikonya terlebih dahulu.
"Biasanya produk yang memiliki keuntungan atau return yang tinggi, maka risikonya juga tinggi. Sangat penting bagi investor untuk mengerti risiko dari instrumen yang akan dipilih, jangan silau dengan janji keuntungan yang ditawarkan yang sifatnya mungkin tidak pasti," tuturnya.
Lalu 2L yakni pastikan legalitas dari produk yang akan dipilih, apakah sudah terdaftar atau belum secara resmi. Setinggi apapun keuntungan yang ditawarkan, coba pikirkan masih logis atau tidaknya.
"Logic adalah bagaimana proses bisnis dari produk tersebut hingga bisa memberikan keuntungan bagi para investornya. Jangan sampai kita serakah, maka kita tidak mempedulikan logis tidaknya investasi yang ditawarkan," imbuhnya.
Pemerintah sendiri baru saja menerbitkan instrumen obligasi negara ritel (ORI) seri 020 atau ORI020 sampai batas waktu 21 Oktober 2021. Ini diklaim salah satu jenis investasi yang aman, mudah menguntungkan dan turut mendukung pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Aman karena pembiayaan kupon dan pokok sampai jatuh tempo dijamin oleh undang-undang dan dananya disediakan dalam APBN setiap tahunnya. Apakah menguntungkan? Tentu saja karena imbal hasil yang kompetitif dan dapat dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Selain memperoleh keuntungan, bisa memberikan manfaat bagi masyarakat karena turut berperan nyata melalui pembiayaan APBN," tandasnya.