Timbang-timbang Dampak Saham OVO Diborong Grab

Timbang-timbang Dampak Saham OVO Diborong Grab

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 07 Okt 2021 12:03 WIB
Inetgrafis-OVO
Foto: detikcom

Sebagai informasi, sesuai peraturan Bank Indonesia perusahaan asing hanya boleh memiliki maksimal 85 persen kepemilikan di perusahaan jasa pembayaran. OVO dan Grab harus mencari pihak yang mau membeli saham OVO guna mematuhi peraturan. Sementara, hengkangnya grup Lippo dan Tokopedia menciptakan tantangan bagi OVO untuk mencari mitra lokal lainnya yang idealnya memiliki ekosistem digital sehingga dapat mendorong bisnis pembayarannya.

"Kami menyambut komitmen besar dari Grab untuk OVO. Kami sedang dalam konsultasi dengan regulator untuk menyelesaikan proses restrukturisasi kepemilikan," jelas perwakilan OVO.

Head of Corporate Communications OVO, Harumi Supit mengatakan, OVO akan tetap hadir di ekosistem Tokopedia sebagai salah satu metode pembayaran. Layanan tetap berlangsung seperti biasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Barangkali ada kebutuhan belanja di Tokopedia, tetap dapat menggunakan OVO," ujar Harumi Senin (4/10).

Hal senada diungkapkan Nailul Huda, Peneliti Ekonomi Digital Indef. Menurut Nailul, meskipun OVO akan tetap tersedia sebagai pilihan alat pembayaran di Tokopedia, namun situasinya akan menjadi sangat berbeda. Sebab bergabungnya Tokopedia dengan Gojek akan membuat pembayaran Tokopedia akan lebih menonjolkan GoPay dibandingkan dengan OVO.

ADVERTISEMENT

Jika ingin bersaing dengan GoPay tentunya OVO harus berani memberikan penawaran menarik, seperti diskon besar dan lainnya. Masalahnya, strategi bakar uang seperti itu sudah mulai ditinggalkan dan tidak menjamin sustainability bisnis OVO dalam jangka panjang.

"Terlebih GoPay dengan adanya GTF (GoTo Finansial) akan semakin bagus dalam pelayanan kepada konsumen. Mereka mempunyai ekosistem yang kuat juga, mulai dari payment, paylater, hingga UMKM ekosistem yang terdapat di GTF," kata Nailul, Rabu (6/10).

Dengan lebih dari 11 juta usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM) di Tokopedia, lanjut Nailul, menjadi pasar yang sangat besar. Itu sebabnya prospek bisnis GoTo menjadi semakin menarik. Termasuk meningkatkan valuasi saham GoTo yang direncanakan bakal segera IPO. Dengan tiga pilar bisnis yaitu layanan on-demand, e-commerce dan jasa keuangan, GoTo Group memiliki value creation yang lebih baik dibandingkan kompetitor lainnya.


(dna/dna)

Hide Ads