Jika dilihat dari performa saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKa) sejak pertama kali dicatatkan hingga saat ini cenderung terus mengalami penurunan. Bahkan posisinya sudah di bawah harga penawaran umum saham perdana atau IPO.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menilai apa yang terjadi dengan saham BUKA sebenarnya merupakan hal yang biasa dalam perusahaan teknologi. Dia mencontohkan saat Google dan Facebook pertama kali IPO juga mengalami hal yang sama.
"Kalau kita lihat sebetulnya tidak uncommon, bahasa saya seperti itu. Kalau kita lihat perusahaan-perusahaan teknologi itu seperti Google, Facebook (FB) itu waktu mereka setelah IPO biasanya performance-nya cenderung agak lemah," terangnya saat berbincang dengan awak media secara virtual, Kamis (14/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut penilaian pribadinya Teddy, hal itu terjadi karena pelaku pasar belum paham betul mengenai bisnis model perusahaan teknologi tersebut. Mereka akan tahu seiring berjalannya waktu.
"Oke kalau sekarang orang-orang bilang Facebook kita tahu sekarang mereka ngapain. Tapi kan waktu pertama kali keluar mengerti bisnis model Facebook kan nggak gampang," terangnya.
Sama dengan Google, menurut Teddy awalnya pelaku pasar hanya tahu bisnis perusahaan itu hanya search engine. Ternyata Google bisa meraup pendapatan dari iklan.
"Dan rata-rata kalau kita lihat perusahaan teknologi terjadi setelah IPO itu ada periode dimana investor ini masih mencoba mengerti," terangnya.
Hal itu diakui Teddy juga dialami oleh Bukalapak. Menurutnya masih banyak investor yang hanya paham bahwa Bukalapak menjalani bisnis e-commerce pada umumnya.
"Jadi dibandingkan dengan style e-commerce yang ada di global atau di regional. Padahal Bukalapak ini strateginya agak berbeda. Fokusnya bukan insentif (diskon) tapi membantu orang mendapatkan tambahan penghasilan. Ini mirip tapi berbeda. Bukalapak menggunakan infrastruktur atau kemampuan yang unik Indonesia sekali yaitu para UMKM dan para warung," ucapnya.