PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) buka suara terkait penurunan harga saham perusahaan belakangan ini. Apalagi saham BUKA sempat turun jauh di bawah harga IPO.
Presiden Bukalapak Teddy Oetomo menilai penurunan yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh adanya rotasi portofolio investasi yang dilakukan manajer investasi. Setidaknya informasi itu dia dapatkan dari pelaku pasar.
"Kalau dari ngobrol-ngobrol sama teman-teman di pasar modal, karena kebetulan dulu karir saya di capital market. Memang namanya fund manager, waktu berinvestasi melihat alokasi tergantung industri. Nah yang terjadi ini karena kan beberapa harga komoditas naik, terjadi rotasi beberapa portofolio masuk ke arah yang lebih commodity driven," terangnya saat berbincang dengan awak media secara virtual, Kamis (14/10/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teddy menjelaskan, kenaikan harga komoditas belakangan ini membuat para manajer investasi merotasi portofolio investasinya dan masuk ke saham-saham yang berkaitan dengan komoditas.
Dengan adanya aksi tersebut, menurutnya yang terkena imbasnya adalah saham-saham non komoditas seperti saham teknologi. Menurutnya hal itu tidak hanya terjadi di saham BUKA.
"Kalau dilihat sektor teknologi termasuk pemain-pemain lain, bukan hanya Bukalapak yang terkena rotasi ini. Artinya mereka membalance portofolionya supaya lebih banyak portofolio komoditas seperti batu bara, karena lagi naik," terangnya.
Sekadar informasi pada perdagangan kemarin saham BUKA berkurang 40 poin atau 5,44% ke posisi Rp 695 per lembar. Posisi itu merupakan level terendah sejak perusahaan mencatatkan sahamnya di pasar modal. Bahkan sudah jauh di bawah harga saat penawaran umum atau IPO di level Rp 850.
Jika dihitung dari harga penawaran hingga posisi hari ini maka saham BUKA sudah turun 22%.
Satu hari sebelumnya bahkan saham BUKA turun hingga menyentuh batas penurunan terendah atau auto reject bawah (ARB) dengan melemah 6,37% ke level Rp 735. Namun hari ini saham BUKA berbalik arah. Tercatat saham BUKA mengalami kenaikan hingga 7,19% ke posisi Rp 745.