Ekonomi Mulai Pulih, Begini Ramalan Kondisi IHSG Tahun Depan

Ekonomi Mulai Pulih, Begini Ramalan Kondisi IHSG Tahun Depan

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 29 Okt 2021 20:30 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 26 poin mengekor penguatan bursa global semalam. Aksi beli asing kembali muncul setelah kemarin menjual saham. Membuka perdagangan, Rabu (22/10/2014), IHSG menanjak 32,408 poin (0,64%) ke level 5.061,752.
Foto: Rengga Sancaya

Sebelumnya OJK mencatat jumlah penghimpunan dana melalui penawaran umum di pasar modal tercatat Rp 273,9 triliun per Oktober 2021.

Per Oktober 2021 non residen mencatatkan inflow sebesar Rp 6,07 triliun dengan net buy sebesar Rp 9,89 triliun di pasar saham dan net sell sebesar Rp 3,82 triliun di pasar surat berharga negara (SBN).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Verdi Ikhwan mengungkapkan diharapkan akhir tahun ada sekitar 50 perusahaan baru yang melantai di bursa.

Hingga September 2021, jumlah investor di pasar modal Indonesia sudah bertambah 6,4 juta. Angka ini naik 65,74% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut dia, semakin besar pasar modal Indonesia maka berdampak baik ke perekonomian sehingga bisa mendorong pemulihan agar lebih cepat dan efektif.

ADVERTISEMENT

Ekonom Ryan Kiryanto menilai, bahwa sejauh ini kepercayaan investor asing kepada pemerintah Indonesia masih terjaga dengan baik meski belakangan ini tengah hangat isu mengenai tapering off yang akan dilakukan The Fed pada November 2021.

"Kita enggak usah khawatir dengan investor SBN (surat berharga negara) atau SUN (surat utang negara) kita, karena paling tidak trust dari foreign investor atau investor asing terhadap pemerintah Indonesia itu masih di jaga dengan baik. Ini dilihat dari porsi kepemilikan surat utang oleh investor asing," katanya.

Sebagai informasi, per 7 Oktober 2021, porsi kepemilikan asing di SBN mencapai Rp956 triliun atau 21,45% dari total Rp4.457,5 triliun yang diperdagangkan. Terkait tapering off, ia optimis Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), maupun Menteri Keuangan dapat menangani kemungkinan-kemungkinan terburuk yang ditimbulkannya.

"Makanya, baik Gubernur BI, Ketua Dewan Komisioner OJK, Menteri Keuangan kita semuanya optimis, kita bisa meng-handle atau men-tackle kemungkinan-kemungkinan terburuk sekiranya tapering off dan kenaikan suku bunga The Fed itu akan dilakukan. Artinya, rencana-rencana ini sudah price in in the market, sudah di factor in di pasar oleh pemain kita. Sehingga tidak akan terjadi kejutan yang akan extra ordinary seperti yang terjadi di 2013 lalu," jelas Ryan.

Dirinya juga optimis, jika tahun ini ekonomi nasional akan tumbuh lebih baik. Hal ini sejalan dengan kinerja capital market yang juga tengah menunjukkan hal yang sama.

"Market capital kita naik, jumlah investor naik, jumlah investor naik, karena mereka melihat perkembangan ekonomi kita terkini maupun ke depannya di valuasi akan berada pada jalur yang benar. Dan mudah-mudahan ini terus bergerak ke atas, dan kita meyakini bahwa policy makers kita selalu in the market," tutup Ryan.


(kil/eds)

Hide Ads