Ada Perusahaan Sawit Mau Masuk Bursa, Bagaimana Bisnisnya?

Ada Perusahaan Sawit Mau Masuk Bursa, Bagaimana Bisnisnya?

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 01 Nov 2021 17:32 WIB
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan laju positif. IHSG ditutup cetak rekor meski kemarin ada insiden di Gedung BEI.
Foto: detikcom
Jakarta -

Pasar modal Indonesia akan kembali kedatangan emiten baru dari sektor kelapa sawit. Kali ini giliran perusahaan Kalimantan Tengah, PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) yang akan mencatatkan sahamnya di pasar modal.

Komisaris PT Nusantara Sawit Sejahtera Dr Robiyanto, mengatakan NSS berencana menggelar initial public offering (IPO) pada kuartal IV-2021. Perusahaan yakin saat ini adalah waktu yang tepat untuk melepas saham ke publik karena mempertimbangkan potensi kenaikan harga CPO menyusul kenaikan kebutuhan minyak nabati dunia.

Di sisi lain, dari internal perusahaan ada kebutuhan modal untuk memperkuat kapasitas usaha guna memanfaatkan peluang bisnis di industri kelapa sawit yang sangat besar, yaitu menambah pabrik kelapa sawit (PKS) dan kegiatan penelitian dan pengembangan.

"Untuk lembar saham masih digodok terus. Kami perkirakan freefloat sekitar 40%. Kami membidik kapitalisasi pasar setelah IPO sudah mencapai Rp 5 triliun. Dana IPO diperkirakan Rp 2 triliun. Harga diperkirakan di sekitar Rp 135 hingga Rp 150 per lembar," terangnya dalam keterangan tertulis, Senin (1/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Robiyanto mengatakan, penelitian diperlukan untuk meningkatkan produktivitas lahan milik perusahaan juga milik petani rakyat di sekitar perusahaan. NSS berupaya meningkatkan produktivitas sawit nasional tidak hanya di kebun milik sendiri, tetapi juga tanaman petani, yang saat ini selisihnya masih sangat jauh di bawah kebun perusahaan.

"Keunggulan NSS adalah umur tanaman masih 7 tahun. Ini artinya lagi produktif dan masa produktifnya masih panjang. Ibaratnya sedang mekar-mekarnya. Kualitas CPO premium, serta lokasi strategis karena dekat dengan bandara, pelabuhan dan perkebunan," terangnya.

Mengenai profil perusahaan, dia menjelaskan NSS didirikan pada tahun 2008 dengan lima lokasi perkebunan di Provinsi Kalimantan Tengah. Perusahaan fokus memproduksi Tandan Buah Segar (TBS), Minyak Sawit Mentah (CPO) dan Inti Sawit (PK) dengan standar kualitas tinggi.

ADVERTISEMENT

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sementara Kepala Riset Praus Capital, Alfred Nainggolan menilai tahun ini merupakan tahun yang tepat untuk mengoleksi saham perusahaan kelapa sawit. Baik saham yang dilepas melalui Initial Public Offering (IPO) oleh perusahaan yang baru masuk bursa, maupun melalui rights issue bagi perusahaan yang sudah listing di bursa efek Indonesia.

"Dalam kondisi harga komoditas sawit yang all time high, tentu menjadi waktu yang tepat bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk memanfaatkan momentum. Sementara bagi investor, ini peluang untuk dapat cuan dari investasi di saham perusahaan kelapa wait," tuturnya.

Selain dari posisi harga sawit yang saat ini sedang tinggi, karakteristik kelapa sawit yang memiliki produk turunan beragam membuat prospek permintaan CPO akan solid ke depannya.

"Dan terakhir, komitmen pemerintah untuk mengembangkan industri turunan CPO di Tanah Air, menjadi peluang yang sangat positif bagi perusahaan CPO di Indonesia," terang Alfred.


Hide Ads