The Fed Umumkan Tapering, Wall Street Makin Perkasa

The Fed Umumkan Tapering, Wall Street Makin Perkasa

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 04 Nov 2021 09:00 WIB
FILE - A Wall Street sign is seen next to surveillance equipment outside the New York Stock Exchange, Tuesday, Oct. 5, 2021, in New York.  Stocks are edging higher in early trading on Wall Street Tuesday, Oct. 12,  as traders wait for more data on inflation and corporate earnings this week.    (AP Photo/Mary Altaffer)
Foto: AP/Mary Altaffer
Jakarta -

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali mencetak rekor pada penutupan perdagangan Rabu (3/11). Hal itu dikarenakan Bank Sentral (The Federal Reserve/The Fed) mengumumkan akan mengurangi pembelian obligasi bulanannya atau tapering.

Rata-rata indeks utama di Wall Street terus naik di zona hijau seiring bank sentral AS mengatakan akan mulai mengurangi pembelian obligasi akhir bulan ini. The Fed juga kembali menegaskan tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga setelah menyelesaikan tapering pada 2022.

Dilansir dari CNBC, Kamis (4/11/2021), Dow Jones Industrial Average naik 104,95 poin atau 0,29% menjadi 36.157,58. S&P 500 juga menguat 0,65% ke rekor tertinggi di 4.660,57. Nasdaq Composite menguat 1% ke level tertinggi di 15.811,58.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini adalah sesi keempat berturut-turut bahwa ketiga rata-rata utama ditutup pada rekor tertinggi baru," bunyi pengumuman tersebut.

The Fed mengatakan akan mulai melakukan tapering akhir bulan ini. Rapat Federal Open Committee memutuskan pembelian obligasi akan dikurangi sebesar US$ 15 miliar atau setara Rp 214,59 triliun per bulan (kurs Rp 14.306). Laju pembelian ini akan diubah jika terjadi perubahan prospek ekonomi.

ADVERTISEMENT

"Keputusan kami hari ini untuk mulai mengurangi pembelian aset. Kami tidak menyiratkan sinyal langsung mengenai kebijakan suku bunga kami," kata Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Terkait inflasi, The Fed mengakui laju inflasi lebih kencang dibanding perkiraan mereka. Meski begitu, pihaknya masih menganggap inflasi tinggi bersifat sementara (transitory).

Powell mengatakan bank sentral telah mengubah kebijakan moneter dengan tepat. "Saya benar-benar percaya bahwa kebijakan diposisikan dengan baik untuk mengatasi berbagai hasil yang masuk akal, dan itulah yang perlu kita lakukan," kata Powell.

Tonton juga Video: Momen Jokowi Bertemu Biden di KTT COP26, Bahas Apa?

[Gambas:Video 20detik]



(aid/eds)

Hide Ads