Apalagi, Mitratel merupakan salah satu perusahaan tower terbesar dan merupakan bagian perusahaan pelat merah. Dia bilang, seharusnya disambut meriah investor.
"Akhirnya, dalam konteks IPO Mitratel ini karena dia adalah satu-satunya perusahaan tower terbesar di Indonesia, dan paling besar di Indoensia, satu-satunya di BUMN harusnya disambut meriah oleh investor," katanya.
Di tambah, setelah adanya aturan itu marak terjadi transaksi akuisisi. Ia pun menyorot kenapa IPO Mitratel belum mendapat perhatian investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal 2 bulan setelah Perpres itu ditangani ada transaksi akuisisi Digital Colony oleh American Tower sampai pada level angka 20 kali ebitda. Pertanyaannya kenapa? Sampai hari ini, meskipun harga belum ditetapkan IPO Mitratel ini tapi dalam masih dalam range antara Rp 775 sampai Rp 975 berarti ekuivalen dengan 12 sampai 13 kali ebitda masih belum mendapatkan sambutan yang meriah dan antusias dan luar biasa dari investor," paparnya.
(acd/fdl)