Valuasi IPO GoTo Diperkirakan Capai US$ 40 Miliar

Valuasi IPO GoTo Diperkirakan Capai US$ 40 Miliar

Faidah Umu Sofuroh - detikFinance
Rabu, 10 Nov 2021 15:04 WIB
Ilustrasi investasi
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Ekonomi digital di Indonesia selalu menjadi magnet bagi investor yang ingin menanamkan uangnya di perusahaan digital Indonesia. Salah satu perusahaan digital yang menjadi 'incaran' investor asing adalah holding perusahaan Gojek dan Tokopedia yaitu GoTo.

Beberapa waktu yang lalu Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) baru menyuntikkan dana senilai US$ 400 juta atau lebih dari Rp 5,6 triliun lewat penggalangan dana pra-initial public offering (IPO). Masuknya investor sebelum IPO ini berdampak positif terhadap valuasi GoTo. Bahkan GoTo dikabarkan membidik dana investasi US$ 1,5 miliar sampai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 21,19 triliun sampai Rp 28,26 triliun.

Dengan banyaknya dana abadi atau sovereign wealth fund (SWF) masuk ke GoTo, membuat valuasi dari Gojek dan Tokopedia mengalami kenaikan. Berdasarkan data CB Insight, valuasi GoTo di akhir tahun lalu US$ 18 miliar. Menjelang IPO dan masuknya investor dari Dubai, valuasi GoTo berdasarkan data Reuters sudah mencapai US$ 32 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Co Founder Jarvis Asset Management Kartika Sutandi, ketika GoTo hendak melakukan IPO, valuasi induk dari Gojek dan Tokopedia ini akan terus mengalami kenaikan. Kartika memperkirakan ketika GoTo melakukan IPO, valuasi decacorn tersebut akan mencapai US$ 35 miliar. Bahkan ketika sinergi antara Gojek dan Tokopedia ini bisa terbentuk dan GoFinance sudah mulai dijalankan, Kartika optimis valuasi GoTo bisa mencapai US$ 40 miliar.

Apa lagi di di akhir tahun lalu, PT Dompet Karya Anak Bangsa alias GoPay, yang terafiliasi dengan Gojek, telah resmi menjadi pemegang saham baru di Bank Jago dengan kepemilikan sebesar 22,16%. Diperkirakan total dana yang dikeluarkan dalam aksi korporasi ini mencapai Rp 2,77 triliun.

ADVERTISEMENT

"Investor yang masuk ke Gojek dan Tokopedia beberapa waktu yang lalu untung besar. Salah satunya adalah Telkomsel yang akhir tahun lalu masuk ke Gojek. Jika kita asumsikan Telkomsel masuk di valuasi GoTo US$ 18 miliar, maka yield mereka 44%. Itu dalam currency dollar ya. tidak ada investasi yang bisa memberikan yield sebesar itu. Sehingga tepat bagi Telkomsel masuk di Gojek sebelum IPO GoTo," ungkap Kartika dalam keterangan tertulis.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Simak video 'Jawaban Pihak Gojek dan Tokopedia Terkait Gugatan PT TFT':

[Gambas:Video 20detik]



Jika investasi Telkomsel US$ 450 juta atau setara dengan Rp 6,5 triliun, maka dalam perhitungan Kartika, ketika GoTo IPO maka investasi yang ditanamkan di PT Karya Anak Bangsa saat ini sudah tumbuh menjadi Rp 2,8 triliun. Jumlah ini jauh lebih besar dari bisnis konektivitas yang selama ini dibangun oleh Telkom maupun Telkomsel.

"Jika dibandingkan laba Telkom tahun 2020 Rp 29,6 triliun, maka keuntungan bersih investasi Telkomsel di Gojek setara dengan 21,3% dari keuntungan Telkom. Memang investasi di perusahaan digital akan tumbuh lebih besar dari perusahaan konvensional," ungkap Kartika.

Jika Telkomsel mendapatkan keuntungan, maka ujung-ujungnya pemegang saham Telkom yang akan diuntungkan. Termasuk negara yang memiliki saham Telkom. Menurut Kartika saat ini harga saham Telkom belum merefleksikan investasinya di Gojek. Jika sudah merefleksikan investasinya di Gojek, maka harga saham Telkom bisa 3 kali dari harga yang saat ini.

"Saya optimis harga saham Telkom setelah GoTo IPO kelak akan tiga kali dari harga sekarang. Harga saham Telkom akan terus tumbuh ketika Telkom dan Telkomsel terus investasi di perusahaan digital. Saat ini seluruh perusahaan multi nasional termasuk perusahaan telekomunikasi global berinvestasi di perusahaan digital," pungkas Kartika.


Hide Ads