Saham-saham perusahaan berbasis teknologi digital lagi cukup dilirik oleh investor dalam negeri. Perusahaan rintisan unicorn dan decacorn berbasis teknologi digital sendiri memang sangat berpeluang meramaikan pasar saham Indonesia ke depannya.
Meski saham perusahaan teknologi cukup diminati, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan para investor perlu mencermati dan berhati-hati sebelum berinvestasi di saham-saham perusahaan unicorn dan decacorn tersebut.
"Tentunya dengan melantainya unicorn ini, investor tidak perlu merasa Fear of Missing Out (FOMO) dan gampang ikut-ikutan dalam mengambil keputusan investasi," ujar Hasan dalam keterangannya dikutip Jumat (19/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasan mengungkapkan, terdapat hal yang menarik dalam menilai sebuah perusahaan unicorn. Menurutnya, investor tidak hanya bisa menilai perusahaan berdasarkan bottom line-nya saja, tetapi dari growth-opportunity.
"Investor sebaiknya tetap mempelajari atau melakukan analisis terhadap perusahaan tersebut sebelum memutuskan untuk memiliki sahamnya," imbuhnya.
Selain itu, Hasan juga membagikan beberapa tips kepada investor sebelum berinvestasi di saham-saham unicorn. Pertama, kata dia, investor harus memperhatikan profil risiko, karena setiap produk investasi yang memiliki potensi keuntungan tinggi, akan memiliki risiko yang tinggi pula, serta tidak semua orang bisa menerima risiko investasi yang tinggi ini.
"Kemudian tujuan investasi, karena setiap orang memiliki tujuan investasinya masing-masing, misalnya untuk dana hari tua atau pensiun, dana pendidikan anak, dan lainnya," imbuhnya.
Lanjut ke halaman berikutnya.