Setelah IPO, HAIS Tambah Armada Kapal Tongkang dan Tunda

Setelah IPO, HAIS Tambah Armada Kapal Tongkang dan Tunda

Tim detikcom - detikFinance
Sabtu, 20 Nov 2021 09:55 WIB
Kapal MV Fortune pengangkut empat generator impor yang akan digunakan untuk proyek Pembangunan PLTG Gorontalo 100 MW telah tiba di Teluk Tomini, Marisa, Gorontalo, Sabtu (7/11/2015) lalu. Proses penurunan mesin dari kapal menuju daratan melalui proses transfer terlebih dahulu dengan bantuan kapal tongkang (ship to ship).
Setelah IPO, HAIS Tambah Armada Kapal Tongkang dan Tunda
Jakarta -

PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) menambah kapal Tunda Hasnur 113 dan tongkang Hasnur 333, berukuran 330 feet yang mampu mengangkut kargo curah sebanyak 10 ribu metrik ton.

Dengan penambahan ini, maka armada perseroan menjadi 12 set armada kapal tunda dan tongkang dengan kapasitas angkut yang bervariasi, mulai 7.500 ton hingga 10.000 metrik ton dan 1 kapal pengangkut minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).

Direktur Utama Hasnur Internasional Shipping Jayanti Sari mengatakan, dengan penambahan armada ini perseroan akan semakin berkembang dan bisa melayani pelanggan dengan lebih baik lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penambahan kapal tersebut juga sebagai upaya memperkuat armada HAIS yang selanjutnya akan mendorong kinerja perseroan," ujar Jayanti dikutip dari keterbukaan informasi, Sabtu (20/11/2021).

HAIS sendiri baru melantai di pasar modal pada awal September kemarin. Perusahaan kapal angkut itu melepas 525,25 juta saham baru atau 20% dari total modal disetor dan ditempatkan penuh.

ADVERTISEMENT

Perseroan menetapkan harga saham IPO di level Rp 300 per saham, dan meraih dana sebesar Rp 157,57 miliar dari IPO. Sebanyak 46% dari hasil IPO untuk belanja modal untuk membeli tiga set armada kapal dan tongkang, dengan indikasi harga senilai Rp150 miliar.

Selanjutnya, 23% akan disalurkan kepada entitas anak HRT dalam bentuk pinjaman untuk pembelian peralatan mendukung rencana pengembangan, serta peningkatan fasilitas dalam menjalankan kegiatan usahanya di bidang jasa kepelabuhanan. Kemudian, sebanyak 31% akan digunakan untuk modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional.

(fdl/fdl)

Hide Ads