PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memperoleh laba bersih sebesar US$ 420,9 juta pada kuartal III-2021 atau setara Rp 6 triliun (asumsi kurs: Rp 14.300). Perolehan tersebut naik 284,8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di US$ 109,37 juta.
Perusahaan juga membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 2,56 juta pada kuartal III atau naik 31% dari periode yang sama tahun 2020. Kenaikan tersebut terutama karena harga jual rata-rata (ASP) sebesar 42% year on year (yoy) berkat tingginya harga batu bara.
"Fokus kami pada keunggulan operasional dan efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu bara yang terintegrasi vertikal memungkinkan pencapaian kinerja yang solid," kata Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro, Garibaldi Thohir melalui keterangan tertulis dikutip detikcom Rabu (1/12/12021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kuartal III, Adaro Energy memproduksi batu bara hampir 40 juta ton, atau turun 4% yoy, dan mencatat penjualan batu bara sebesar 38,86 juta ton pada kuartal III atau turun 5% yoy. Pengupasan lapisan penutup mencapai 173,03 Mbcm pada periode tersebut atau naik 8% yoy, dan nisbah kupas periode ini mencapai 4,36x. Cuaca yang kurang baik memperlambat aktivitas pengupasan penutup.
"Walaupun dihadapkan dengan kondisi cuaca yang kurang baik, kami berhasil menyediakan pasokan yang andal bagi para pelanggan, suatu hal yang membuktikan kekuatan model bisnis yang diterapkan perusahaan. Selain itu, kondisi pasar batu bara yang kondusif semakin meningkatkan profitabilitas AE (Adaro Energy) pada periode laporan ini," jelasnya.
Baca juga: Ini Para Pemain Besar Bisnis Tes PCR |
AE mencatat EBITDA operasional sebesar US$ 1,14 juta atau naik 70% yoy. EBITDA operasional tidak termasuk komponen non-operasional dan mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya.
Perusahaan melakukan revisi panduan EBITDA operasional tahun 2021 menjadi US$ 1,75 miliar - US$ 1,9 miliar karena fundamental pasar batu bara meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Laba inti perusahaan tercatat sebesar US$ 644 juta atau naik 98% yoy. Hal itu mencerminkan kinerja yang tinggi dari bisnis inti.Sedangkan arus kas bebas sebesar US$ 641 juta pada kuartal III atau naik 33% yoy. Perusahaan juga berkontribusi terhadap pemerintah melalui royalti dan pajak penghasilan mencapai US$ 510 juta.
"Kontribusi kami terhadap negara melalui pembayaran royalti dan pajak juga meningkat. Dengan mempertimbangkan perkembangan terakhir fundamental pasar batu bara, kami memutuskan untuk melakukan penyesuaian pada target profitabilitas. Karenanya, panduan EBITDA operasional direvisi menjadi US$ 1,75 miliar - US$ 1,90 miliar untuk tahun 2021," tambahnya.