Siap-siap Serok Saham, MTEL Mau Garap 5G!

Siap-siap Serok Saham, MTEL Mau Garap 5G!

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 01 Des 2021 20:15 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini telah mengubah kebiasaan masyarakat di bidang teknologi dan data. Karena itu hal ini bisa menjadi peluang usaha untuk banyak pelaku industri.

Salah satunya adalah peluang bisnis serat optik yang masih sangat besar ke depan. Serat optik ini adalah keharusan untuk 5G, karena tanpa serat optik maka layanan tak bisa berjalan maksimal.

Direktur Investasi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) memiliki peluang bisnis dari banyak lini usaha. Mulai dari lini bisnis edge computing, internet of things (IoT). "Dan ada banyak lini bisnis lain yang muncul seiring era 5G," kata dia, dikutip Rabu (1/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mitratel juga terus berupaya untuk meningkatkan pendapatan, Mitratel tak lupa melakukan efisiensi untuk memperbaiki posisi margin. Hal ini tampak dari upaya Mitratel menekan jumlah vendor.

"Sejak awal tahun ini, jumlah vendor kami kurangi dari yang dahulu ada 22, sekarang tinggal sembilan. Dari situ, kami juga membuat klaster-klaster tertentu. Jadi, mereka operasinya lebih enak di area tertentu dan economic of scale juga lebih baik. Hasilnya, biaya mereka lebih kecil dan biaya ke kami juga lebih rendah," jelas dia.

ADVERTISEMENT

Tidak cuma itu, Mitratel akan melakukan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi di proses dan lapangan, terutama dari sisi maintenance. Berbagai upaya efisiensi itu hasilnya bisa dilihat, maintenance menara yang biasanya dalam sebulan menelan biaya sekitar Rp 2,7 juta per bulan, per Juni 2021 turun menjadi Rp 1,7 juta atau setara 34%.

Sebagai perusahaan penyedia infrastruktur menara telekomunikasi terdepan, pendapatan rata-rata Mitratel ditargetkan tumbuh 10-11% per tahun, di atas industri menara telekomunikasi yang tumbuh 5-6%. "Neraca keuangan yang kuat diyakini akan mendukung pertumbuhan tersebut," katanya.

Hendra menegaskan, pertumbuhan pendapatan tersebut karena Mitratel memiliki neraca keuangan yang kuat. Dengan begitu, Mitratel akan mendapatkan pertumbuhan pendapatan melalui bisnis organik maupun anorganik.

Hendra menambahkan, selain mengincar pertumbuhan dari sisi pendapatan, perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia ini juga menargetkan tenancy ratio pada 2025-2026 menjadi 1,8 kali dari rata-rata saat ini 1,5 kali.


Hide Ads