Anak usaha Bakrie Group, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengungkapkan memiliki utang Rp 10,7 triliun yang tercatat hingga kuartal III-2021. Utang tersebut sedang dalam proses restrukturisasi yang diharapkan rampung tahun depan.
"Total utang kita pada 9 bulan tahun 2021 itu ada Rp 10,73 triliun ya terdiri dari sebagian besar utang jangka pendek. Ada sedikit peningkatan dari tahun 2020," kata Direktur dan Chief Financial & Investment Officer Bakrie & Brothers Roy Hendrajanto M. Sakti dalam paparan publik virtual, Jumat (10/12/2021).
Bagaimana kinerja saham perusahaan?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip grafik perdagangan, Jumat (10/12/2021), saham BNBR sudah lama betah menetap di Rp 50 per lembar. Perlu diketahui Rp 50 adalah batas paling bawah harga saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dari penelusuran pada grafik pergerakan harga saham BNBR, sudah sejak September 2018 saham perusahaan diperdagangkan di Rp 50 alias gocap. Sebelum nyungsep, saham BNBR sempat meroket berkali-kali lipat dari Rp 500 pada 25 Mei 2018 menjadi Rp 3.760 pada 31 Mei 2018.
Perusahaan mencatatkan diri di bursa efek pada tahun 1989. Dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) kala itu, harga saham BNBR senilai Rp 7.975.
Sejak 2012, saham BNBR lama bertengger di Rp 500, tepatnya hingga Mei 2018 sebelum tiba-tiba melonjak signifikan dan tiba-tiba pula amblas ke Rp 50 hingga kini.