Semangat Garuda Menolak Bangkrut dan Tetap Terbang

Semangat Garuda Menolak Bangkrut dan Tetap Terbang

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 24 Des 2021 13:33 WIB
Garuda Indonesia Kritis
Foto: Garuda Indonesia Kritis (M Fakhri Aprizal/Tim Infografis)

2. Potong Gaji Sampai 50%

Karyawan Garuda Indonesia mengalami pemotongan gaji demi melakukan efisiensi keuangan. Seluruh level karyawan terkena kebijakan ini, bahkan direksi dan komisaris juga ikut dipotong gajinya.

Irfan mengatakan pemotongan dilakukan mulai dari 30-50%. Pemotongan dilakukan mulai dari level direksi, komisaris, hingga karyawan biasa.

"Kita lakukan aksi dengan beban biaya karyawan karena kita mau saling jaga. Teman-teman saya informasikan seluruh karyawan Garuda dipotong gajinya," ungkap Irfan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irfan menjelaskan dirinya sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia mengalami pemotongan gaji hingga 50%. "Semua, termasuk kami, direksi, saya tanda tangan. Komisaris juga. Kita dipotong 50% gajinya," ujar Irfan.

Dia memaparkan untuk gaji karyawan di atas Rp 28 juta mengalami pemangkasan 50%. Sementara itu, yang gajinya di bawah Rp 28 juta akan dipangkas 30%.

ADVERTISEMENT

"Jadi mereka yang Rp 28 juta take home pay-nya, dipotong 50%. Di bawah itu 30%," kata Irfan.

3. Pangkas Jumlah Karyawan dan Pesawat

Garuda telah melakukan pengurangan pegawai, dari sebelumnya 7.891 pegawai menjadi sekitar 5.400 pegawai. Artinya, ada pengurangan sekitar 2.491 pegawai.

"Tahun 2020 dari mulai Januari sampai bulan November tahun ini kita sudah menurunkan jumlah pegawai sebesar 30,56% dari 7.891 pegawai menjadi 5.400-an pegawai," kata Irfan dalam acara Public Expose, Senin (20/12/2021).

Langkah tersebut membuat biaya yang dikeluarkan Garuda setiap bulannya mengalami penurunan. Irfan menuturkan, terjadi pengurangan biaya dari sebelumnya US$ 16 juta per bulan menjadi US$ 6 juta per bulan.

"Sementara dari cost ini ada penurunan di bulan Januari 2020 sebesar US$ 16 juta per bulan menjadi hanya US$ 6 juta per bulan di Oktober," sebut Irfan.

Jumlah pesawat Garuda pun terus berkurang. Lebih dari selusin pesawat maskapai pelat merah ini berkurang sejak bulan Juni hingga awal November lalu.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia yang dikutip Jumat (5/11/2021), manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) menyatakan jumlah armada pesawat terus berkurang karena adanya pengembalian pesawat kepada penyewa pesawat. Hal ini disebabkan Garuda tak mampu membayar uang sewa pesawat.

Dalam data tersebut di bulan November jumlah armada menyusut menjadi 125 pesawat. Rinciannya, 6 pesawat milik sendiri dan 119 pesawat sewa. Sementara itu, dalam catatan detikcom, total armada yang ada di bawah bendera Garuda Indonesia pada Juni lalu sebanyak 142 pesawat. Rinciannya, ada 6 pesawat milik sendiri dan 136 sisanya adalah pesawat sewa.

Dari jumlah tersebut, artinya selama Juni hingga November armada Garuda Indonesia telah menyusut lebih dari selusin, atau tepatnya sebanyak 17 pesawat.


(hal/das)

Hide Ads