3 Fakta IHSG Cetak Rekor Tertinggi dalam Sejarah

3 Fakta IHSG Cetak Rekor Tertinggi dalam Sejarah

- detikFinance
Senin, 07 Feb 2022 19:02 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menyentuh level 6.800. Melansir data RTI, pada pukul 09.58 WIB Senin (7/2/2022), IHSG sudah berada di level 6.800,561. Angka itu menjadi rekor tertinggi dalam sejarah.

Berikut faktanya:

1. Diprediksi Tembus 7.000

Ekonom & Praktisi Pasar Modal, Lucky Bayu Purnomo menyarankan agar pelaku pasar untuk membeli saham, mengingat IHSG diprediksi masih akan menguat dalam jangka pendek hingga menengah. Ia mengatakan IHSG bisa tembus ke level 7.000 untuk lebih dari tiga bulan ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira satu bulan ini masih menguat. Angkanya adalah 6.875, target tertinggi 7.000, selama jangka menengah itu sampai lebih dari 3 bulan, jangka pendek 6.850," ucapnya, kepada detikcom, Senin (7/2/2022).

Dihubungi terpisah, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis memprediksi, angka IHSG bisa mencapai 6.826-6.871. Sementara antisipasi jika IHSG bergerak turun akan menuju ke level 6.685-6.648.

ADVERTISEMENT

"Ke depannya kami melihat pergerakan IHSG masih bisa melanjutkan penguatannya karena saat ini IHSG sudah menembus level resisnya. Untuk saat seperti ini bisa dipilih saham saham seperti perbankan karena saham perbankan memiliki bobot yang cukup besar bagi IHSG," tutupnya.

2. Pemicunya Minyak Dunia-Emas

Lucky Bayu Purnomo menjelaskan ada beberapa faktor yang mendorong indeks bisa melonjak tajam. Pertama, harga minyak dunia yang juga tengah mencetak rekor.

"Pertama, harga minyak dunia itu yang saat ini di angka US$ 91 per barel. Jadi dari situ volatilitas pasar itu naik. Kenaikan harga minyak dunia ini juga menjadi sejarah di awal tahun ini," jelasnya,

Kedua, karena kinerja indeks global yang melemah terbatas. "Itu mencerminkan bahwa pasar itu masih memiliki prospek karena kelemahan yang terjadi masih sangat tipis," ucapnya.

Ketiga, kinerja harga emas yang saat ini menguat, angkanya mencapai US$ 1.800 per ons troi. Tidak hanya itu, di awal tahun ini sejumlah perusahaan berhasil melakukan initial public offering atau IPO. Singkatnya, pasar tengah banyak sentimen positif.

Sementara, Abdul Azis mengatakan sentimen IHSG saat ini lebih didorong dari pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Pertumbuhan ekonomi yang dirilis di atas consensus dimana ekonomi Indonesia secara FY2021 dirilis tumbuh 5.02% dimana consensus hanya memperkirakan 3.28%," katanya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

3. Rekomendasi Saham

Lucky Bayu Purnomo mengatakan, ada dua sektor yang bisa dilirik oleh para investor. Pertama sektor energi atau pertambangan, dan kedua broadcasting.

Untuk pilihan saham di sektor energi, di antaranya saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Rekomendasi kedua, di antaranya, PT Net Visi Media Tbk (NETV), kedua PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan induk media ANTV PT Intermedia Capital Tbk atau disebut MDIA.

Kemudian, Abdul Azis merekomendasikan untuk melirik saham sektor perbankan. Menurutnya, saham perusahaan itulah yang memiliki bobot besar pada IHSG.


Hide Ads