Ukraina menerbitkan obligasi perang. Instrumen investasi itu diluncurkan di bawah pengepungan Rusia. Ukraina menggunakan cara yang sudah cukup dikenal ini untuk mengumpulkan uang guna membantu membayar pasukan, senjata, dan amunisi.
Kementerian Keuangan Ukraina menjual obligasi perang senilai US$ 270 juta atau Rp 3,87 triliun (kurs Rp 14.350) pada Selasa dalam mata uang lokal Ukraina. Obligasi ini akan memastikan penyediaan kebutuhan keuangan negara yang tidak terputus selama perang.
"Kami melihatnya sebagai hasil yang baik, dan kami akan melanjutkan lebih jauh," Yuriy Butsa, komisaris pemerintah Ukraina untuk manajemen utang publik dilansir CNBC, Kamis (3/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu Obligasi Perang?
Hal utama yang perlu diketahui adalah investor menerima pengembalian yang jauh lebih rendah untuk risiko investasi mereka. Ukraina menawarkan imbal hasil 11% bagi investor yang meminjamkan modal mereka untuk satu tahun.
Itu mungkin terdengar seperti pengembalian yang menarik, tetapi inflasi sudah mencapai 10% di negara ini, maka hasil yang didapatkan pun akan menjadi lebih rendah. Belum lagi kemungkinan Ukraina akan gagal bayar sudah dianggap tinggi sebelum tank Rusia meluncur ke negara itu.
Obligasi konvensional berdenominasi mata uang Ukraina yang jatuh tempo pada 2032 misalnya, turun ke harga hanya 31 sen dolar pada Senin. Hal ini mengindikasikan investor akan kehilangan sebagian besar modal mereka.
Dalam kondisi perang, kemungkinan Ukraina sekarang secara efektif terkunci dari pasar utang profesional. Negara itu tidak dapat meminjam pada tingkat yang mampu dibayarnya.
Obligasi Perang Ukraina pun tidak dipasarkan di berbagai pasar uang dunia, sebaliknya instrumen itu dijual hanya kepada kepada individu-individu yang sekiranya pantas untuk membelinya. Siapa saja? Rata-rata Obligasi Perang ditawarkan ke warga negara yang tidak akan fokus pada keuntungan dan bersedia menjadi patriot dengan kekayaannya.
Kenapa beli obligasi perang? Cek halaman berikutnya.