Ukraina Rilis Obligasi Perang Rp 3,8 T, Apa Itu?

Ukraina Rilis Obligasi Perang Rp 3,8 T, Apa Itu?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 03 Mar 2022 22:00 WIB
A civilian trains to throw Molotov cocktails to defend the city, as Russias invasion of Ukraine continues, in Zhytomyr, Ukraine March 1, 2022.  REUTERS/Viacheslav Ratynskyi
Warga Sipil Ukraina Berlatih Lempar Bom Molotov/Foto: REUTERS/VIACHESLAV RATYNSKYI
Jakarta -

Ukraina menerbitkan obligasi perang. Instrumen investasi itu diluncurkan di bawah pengepungan Rusia. Ukraina menggunakan cara yang sudah cukup dikenal ini untuk mengumpulkan uang guna membantu membayar pasukan, senjata, dan amunisi.

Kementerian Keuangan Ukraina menjual obligasi perang senilai US$ 270 juta atau Rp 3,87 triliun (kurs Rp 14.350) pada Selasa dalam mata uang lokal Ukraina. Obligasi ini akan memastikan penyediaan kebutuhan keuangan negara yang tidak terputus selama perang.

"Kami melihatnya sebagai hasil yang baik, dan kami akan melanjutkan lebih jauh," Yuriy Butsa, komisaris pemerintah Ukraina untuk manajemen utang publik dilansir CNBC, Kamis (3/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa itu Obligasi Perang?

Hal utama yang perlu diketahui adalah investor menerima pengembalian yang jauh lebih rendah untuk risiko investasi mereka. Ukraina menawarkan imbal hasil 11% bagi investor yang meminjamkan modal mereka untuk satu tahun.

Itu mungkin terdengar seperti pengembalian yang menarik, tetapi inflasi sudah mencapai 10% di negara ini, maka hasil yang didapatkan pun akan menjadi lebih rendah. Belum lagi kemungkinan Ukraina akan gagal bayar sudah dianggap tinggi sebelum tank Rusia meluncur ke negara itu.

ADVERTISEMENT

Obligasi konvensional berdenominasi mata uang Ukraina yang jatuh tempo pada 2032 misalnya, turun ke harga hanya 31 sen dolar pada Senin. Hal ini mengindikasikan investor akan kehilangan sebagian besar modal mereka.

Dalam kondisi perang, kemungkinan Ukraina sekarang secara efektif terkunci dari pasar utang profesional. Negara itu tidak dapat meminjam pada tingkat yang mampu dibayarnya.

Obligasi Perang Ukraina pun tidak dipasarkan di berbagai pasar uang dunia, sebaliknya instrumen itu dijual hanya kepada kepada individu-individu yang sekiranya pantas untuk membelinya. Siapa saja? Rata-rata Obligasi Perang ditawarkan ke warga negara yang tidak akan fokus pada keuntungan dan bersedia menjadi patriot dengan kekayaannya.

Kenapa beli obligasi perang? Cek halaman berikutnya.

Kenapa Harus Membeli Obligasi Perang?

Obligasi perang bertujuan untuk memunculkan empati perang dengan menarik rasa kewajiban patriotik seseorang pada saat dibutuhkan dan biasanya dijual kepada investor ritel di rumah. Amerika Serikat (AS) pun pernah berulang kali mengandalkan penggunaan instrumen investasi ini selama dua perang dunia.

Namun, masalah bagi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy adalah dia mewarisi negara yang ekonomi dan keuangannya sudah dalam keadaan yang mengerikan. Menurut laporan dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) April lalu, Ukraina memiliki tingkat pertumbuhan terendah kelima di antara semua negara di dunia selama periode 1990-2017 setelah merdeka.

Pecahnya pandemi pada akhirnya terlalu berat untuk diatasi, dan Ukraina menjadi bangsal utang IMF. Pada Juni 2020, negara itu menandatangani untuk menerima paket bantuan senilai US$ 5 miliar untuk menjembatani kesenjangan likuiditas jangka pendek. Akhir tahun lalu pinjaman 18 bulan ini diperpanjang hingga akhir Juni.

Setelah invasi, Fitch menurunkan peringkat utang Ukraina menjadi CCC, yang menempatkannya jauh di dalam wilayah kredit yang buruk dan di antara beberapa emiten yang paling tidak layak kredit.

Apakah Akan Dijual ke Luar Negeri?

Pemerintah Ukraina juga mempertimbangkan untuk memperluas penawaran obligasi perang, tidak hanya dalam mata uang lokal, tetapi dalam dolar AS dan euro.

Kemungkinan hal ini dilakukan dalam upaya untuk memanfaatkan permintaan dari patriotik Ukraina di diaspora. New York, misalnya, adalah rumah bagi populasi etnis Ukraina terbesar di AS.

Namun, menjual obligasi perang di luar negeri kemungkinan berarti mengandalkan jaminan negara dari pemerintah sekutu seperti AS untuk memfasilitasi persetujuan peraturan untuk menjual sekuritas.

"Saya tidak yakin kami berada dalam posisi untuk memiliki penerbitan yang berdiri sendiri di sana, tetapi kami akan mengeksplorasi semua opsi," kata Butsa.


Hide Ads