Ukraina Rilis Obligasi Perang Rp 3,8 T, Apa Itu?

Ukraina Rilis Obligasi Perang Rp 3,8 T, Apa Itu?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 03 Mar 2022 22:00 WIB
A civilian trains to throw Molotov cocktails to defend the city, as Russias invasion of Ukraine continues, in Zhytomyr, Ukraine March 1, 2022.  REUTERS/Viacheslav Ratynskyi
Warga Sipil Ukraina Berlatih Lempar Bom Molotov/Foto: REUTERS/VIACHESLAV RATYNSKYI

Kenapa Harus Membeli Obligasi Perang?

Obligasi perang bertujuan untuk memunculkan empati perang dengan menarik rasa kewajiban patriotik seseorang pada saat dibutuhkan dan biasanya dijual kepada investor ritel di rumah. Amerika Serikat (AS) pun pernah berulang kali mengandalkan penggunaan instrumen investasi ini selama dua perang dunia.

Namun, masalah bagi Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy adalah dia mewarisi negara yang ekonomi dan keuangannya sudah dalam keadaan yang mengerikan. Menurut laporan dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) April lalu, Ukraina memiliki tingkat pertumbuhan terendah kelima di antara semua negara di dunia selama periode 1990-2017 setelah merdeka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pecahnya pandemi pada akhirnya terlalu berat untuk diatasi, dan Ukraina menjadi bangsal utang IMF. Pada Juni 2020, negara itu menandatangani untuk menerima paket bantuan senilai US$ 5 miliar untuk menjembatani kesenjangan likuiditas jangka pendek. Akhir tahun lalu pinjaman 18 bulan ini diperpanjang hingga akhir Juni.

Setelah invasi, Fitch menurunkan peringkat utang Ukraina menjadi CCC, yang menempatkannya jauh di dalam wilayah kredit yang buruk dan di antara beberapa emiten yang paling tidak layak kredit.

ADVERTISEMENT

Apakah Akan Dijual ke Luar Negeri?

Pemerintah Ukraina juga mempertimbangkan untuk memperluas penawaran obligasi perang, tidak hanya dalam mata uang lokal, tetapi dalam dolar AS dan euro.

Kemungkinan hal ini dilakukan dalam upaya untuk memanfaatkan permintaan dari patriotik Ukraina di diaspora. New York, misalnya, adalah rumah bagi populasi etnis Ukraina terbesar di AS.

Namun, menjual obligasi perang di luar negeri kemungkinan berarti mengandalkan jaminan negara dari pemerintah sekutu seperti AS untuk memfasilitasi persetujuan peraturan untuk menjual sekuritas.

"Saya tidak yakin kami berada dalam posisi untuk memiliki penerbitan yang berdiri sendiri di sana, tetapi kami akan mengeksplorasi semua opsi," kata Butsa.


(hal/ara)

Hide Ads