Pecah Rekor! Bonus Pekerja di Wall Street Tembus Rp 3,6 M

Pecah Rekor! Bonus Pekerja di Wall Street Tembus Rp 3,6 M

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Kamis, 24 Mar 2022 08:20 WIB
Bursa Saham Wall Street
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Pengawas Keuangan Negara Bagian New York Thomas DiNapoli melaporkan, rata-rata bonus (intensif) para pekerja di Wall Street tahun lalu telah melonjak 20% ke level tertinggi sejak 2006.

Pada tahun 2021, bayaran rata-rata untuk pekerja di New York adalah US$ 257.500 atau sekitar Rp 3,68 miliar (kurs Rp 14.300). Jumlah bonus tersebut didorong meningkatnya kesepakatan transaksi di pasar modal dan aktivitas trading oleh pemilik modal raksasa yang mendorong Wall Street melonjak ke level tertinggi pada tahun lalu.

"Jumlahnya meningkat dan lebih tinggi dari yang telah diproyeksikan," kata Thomas, dikutip Reuters (24/3/2022).

Wall Street telah menyumbang sekitar 18% dari semua pajak yang dikumpulkan di New York untuk tahun 2021. Angka di luar ekspektasi pendapatan pajak penghasilan di New York.

"Kami memiliki batas waktu anggaran 1 April untuk negara bagian, ini adalah berita yang disambut baik. Ini memberi mereka sedikit lebih banyak ruang untuk bernafas," jelas Thomas.

Namun, beberapa faktor seperti inflasi hingga pemulihan ekonomi akibat invasi Rusia di Ukraina, diperkirakan akan membebani gaji bonus pekerja di Wall Street tahun ini.

Bonus gaji para pekerja industri di New York dan negara-negara bagian lainya, diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun 2022 dengan rata-rata 16%.

Di tahun 2021, gaji bonus keseluruhan telah meningkat sebesar 21% menjadi US$ 45 miliar selama musim bonus pada Desember-Maret, dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya sebesar US$ 37,1 miliar.

Walaupun hanya ada sekitar 5% dari pekerjaan sektor swasta di New York, perusahaan yang bergerak bidang transaksi jual beli efek (industri sekuritas), telah membuat seperlima dari bayaran sektor swasta.

Menurut laporan yang ada, pada tahun 2021 jumlah pekerjaan di perusahaan-perusahaan Wall Street ada sekitar 180.000, dimana jumlah tersebut telah mengalami penurunan sekitar 600 pekerjaan dari tahun sebelumnya.




(das/das)

Hide Ads