Masa Penawaran Awal Saham GoTo Berakhir Hari Ini, Simak Fakta Menariknya

Masa Penawaran Awal Saham GoTo Berakhir Hari Ini, Simak Fakta Menariknya

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 24 Mar 2022 18:27 WIB
Ilustrasi Gojek-Tokopedia
IPO GoTo/Foto: Dok. Gojek
Jakarta -

Masa bookbuilding penawaran saham perdana atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia berakhir hari ini. Hari ini investor yang sudah memesan saham GoTo akan mengetahui harga IPO yang ditetapkan berdasarkan harga penawaran yang disampaikan investor.

Saat ini, IPO GoTo sendiri masih terus menjadi sorotan para investor, khususnya investor ritel. GoTo pun membuat sejumlah langkah untuk meyakinkan para calon investornya untuk menjaga kinerja sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) usai melantai 4 April nanti. Apa saja?

1. Mengunci Saham

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara pertama yang dilakukan GoTo adalah lock up period bagi pemegang saham lama dan pemilik hak suara multipel (SHSM). Sesuai dengan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS), para founder memiliki hak suara lebih banyak (voting rights) dari pemegang saham lainnya, meski jumlah sahamnya sama.

Adanya ketentuan ini membuat pemegang saham eksisting dilarang untuk menjual atau memindahtangankan saham GoTo miliknya. Periode waktunya antara 8 bulan sampai dengan 2 tahun, tergantung klasifikasi saham yang dimiliki.

ADVERTISEMENT

Selain dimiliki oleh para pendirinya, seperti Andre Sulistyo, Kevin Aluwi, William Tanuwijaya, pemegang saham GOTO melibatkan sejumlah investor global dengan reputasi top. Sebut saja Taobao China Holding Limited Q dan SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd. Sementara sejumlah konglomerasi lokal juga tercatat sebagai investor GoTo seperti Astra International dan Djarum.

Perlu diperhatikan periode lock-up ini tidak berlaku untuk investor yang baru berpartisipasi di masa penawaran awal saham perdana

2. Multiple Voting Shares (MVS)

Kedua, dalam IPO ini GoTo akan menjalankan skema greenshoe option dan hak suara multipel (HSM) atau multiple voting shares (MVS). Greenshoe merupakan mekanisme yang memberikan GoTo fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi saham selama periode 30 hari sejak saham listing di BEI. Melalui IPO ini GoTo akan mengalokasikan dana stabilisasi saham atau greenshoe sebesar USD160 juta atau sekitar Rp2,3 triliun (USD160 juta).

"Dalam 30 hari itu, agen stabilisasi bisa membeli saham GoTo di harga berapapun sampai maksimum harga IPO dalam 30 hari," kata Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, Moleonoto, pekan lalu.

3. Penjualan Saham Perdana kurang dari 5%

Strategi ketiga GOTO dalam meredam kekhawatiran investor adalah penjualan saham perdana yang kurang dari 5%. Hal ini menjadi indikasi bahwa GoTo juga ingin membatasi likuiditas di pasar, sehingga ruang spekulasi terhadap harga sahamnya menjadi terbatas.

Dalam IPO saham ini, GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).

Lanjut halaman berikutnya soal IPO GoTo.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, salah satu daya tarik GoTo adalah ekosistem, serta model dan prospek bisnis ke depan. Menurutnya, jangkauan GoTo ini sangat luas karena di dalamnya terdapat Gojek, Tokopedia, dan GoPay. Dengan model bisnis yang dibangun itu, GoTo bakal menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi besar pasca IPO nanti.

Dengan asumsi penawaran harga di kisaran Rp 316-346 per saham, kapitalisasi saham GOTO akan mencapai sekitar Rp 376,6 triliun (US$ 26,2 miliar) - Rp 413,7 triliun (US$ 28,8 miliar) saat listing di BEI nanti. Angka tersebut masuk empat besar saham dengan kapitalisasi yang tertinggi di BEI setelah BCA, BRI, dan Telkom.

"Untuk saat ini GOTO bukan saham yang dilihat profitabilitasnya, ini saham yang tipikal financial technology dan startup. Yang dikejar itu adalah user dan jumlah transaksi, investor melihat growth-nya dari itu," kata Wawan, Selasa (22/3).

Namun, nilai kapitalisasi GOTO yang begitu besar bisa menjadi acuan bagi investor, terutama investor institusi, meskipun mereka akan lebih banyak pertimbangan. "Investor institusi mungkin tidak menggunakan analisa fundamental. Namun biar bagaimanapun mereka akan lebih banyak melakukan pertimbangan," tuturnya.


Hide Ads