Masa bookbuilding penawaran saham perdana atau IPO PT GoTo Gojek Tokopedia berakhir hari ini. Hari ini investor yang sudah memesan saham GoTo akan mengetahui harga IPO yang ditetapkan berdasarkan harga penawaran yang disampaikan investor.
Saat ini, IPO GoTo sendiri masih terus menjadi sorotan para investor, khususnya investor ritel. GoTo pun membuat sejumlah langkah untuk meyakinkan para calon investornya untuk menjaga kinerja sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) usai melantai 4 April nanti. Apa saja?
1. Mengunci Saham
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara pertama yang dilakukan GoTo adalah lock up period bagi pemegang saham lama dan pemilik hak suara multipel (SHSM). Sesuai dengan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) nomor 22/POJK.04/2021 tentang penerapan klasifikasi saham dengan hak suara multipel atau multiple voting shares (MVS), para founder memiliki hak suara lebih banyak (voting rights) dari pemegang saham lainnya, meski jumlah sahamnya sama.
Adanya ketentuan ini membuat pemegang saham eksisting dilarang untuk menjual atau memindahtangankan saham GoTo miliknya. Periode waktunya antara 8 bulan sampai dengan 2 tahun, tergantung klasifikasi saham yang dimiliki.
Selain dimiliki oleh para pendirinya, seperti Andre Sulistyo, Kevin Aluwi, William Tanuwijaya, pemegang saham GOTO melibatkan sejumlah investor global dengan reputasi top. Sebut saja Taobao China Holding Limited Q dan SVF GT Subco (Singapore) Pte. Ltd. Sementara sejumlah konglomerasi lokal juga tercatat sebagai investor GoTo seperti Astra International dan Djarum.
Perlu diperhatikan periode lock-up ini tidak berlaku untuk investor yang baru berpartisipasi di masa penawaran awal saham perdana
Baca juga: IPO GoTo Mundur, Catat Jadwal Barunya! |
2. Multiple Voting Shares (MVS)
Kedua, dalam IPO ini GoTo akan menjalankan skema greenshoe option dan hak suara multipel (HSM) atau multiple voting shares (MVS). Greenshoe merupakan mekanisme yang memberikan GoTo fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi saham selama periode 30 hari sejak saham listing di BEI. Melalui IPO ini GoTo akan mengalokasikan dana stabilisasi saham atau greenshoe sebesar USD160 juta atau sekitar Rp2,3 triliun (USD160 juta).
"Dalam 30 hari itu, agen stabilisasi bisa membeli saham GoTo di harga berapapun sampai maksimum harga IPO dalam 30 hari," kata Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, Moleonoto, pekan lalu.
3. Penjualan Saham Perdana kurang dari 5%
Strategi ketiga GOTO dalam meredam kekhawatiran investor adalah penjualan saham perdana yang kurang dari 5%. Hal ini menjadi indikasi bahwa GoTo juga ingin membatasi likuiditas di pasar, sehingga ruang spekulasi terhadap harga sahamnya menjadi terbatas.
Dalam IPO saham ini, GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).
Lanjut halaman berikutnya soal IPO GoTo.