GoTo tengah melakukan penawaran umum perdana. Saham dari perusahaan patungan Gojek dan Tokopedia itu rencanya akan dicatatkan di pasar modal pada 7 April mendatang.
Head of Market Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengungkapkan untuk para calon investor sebelum membeli saham perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Antara lain fundamental kinerja keuangan perusahaan, prospek bisnis ke depan dan likuiditas di pasar.
"Untuk GoTo poin 1 adalah perusahaan yang merugi dan tidak ada jaminan dapat menghasilkan profit dalam jangka panjang," kata dia kepada detikcom, Rabu (30/3/2022).
Dia mengungkapkan kerugian adalah sesuatu yang akan memotong modal, dengan demikian sepanjang tidak ada penambahan modal baru, maka aset GoTo akan terus turun seiring kerugian yang terjadi. "Dengan demikian, kemungkinan besar GoTo akan sering rights issue bila kerugian terus terjadi," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian untuk poin prospek, GoTo dipandang menarik dengan ekosistem besar dan terintergrasi dengan berbagai layanannya bisa menjangkau masyarakat Indonesia dan juga global. Artinya valuasi GoTo saat ini hanya berdasarkan potensi atau proyeksi pertumbuhan, baik dari pendapatan, transaksi atau jumlah pengguna.
Jika ada perkiraan yang meleset atau tidak sesuai sangat mungkin saham GoTo akan volatil. "Untuk poin ketiga karena GoTo secara kapitalisasi pasar akan berada setelah BBCA, BBRI dan TLKM, seharusnya akan baik," ujar dia.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan jika GoTo pasti akan berupaya menjaga valuasi saham. Sejalan dengan pernyataan dual listing.
Menurutnya, GoTo pasti akan menjaga citra terhadap nilai sahamnya. Bila saham turun dan terus-menerus anjlok, akan menjadi sentimen negatif untuk penawaran internasional.
"Nggak pas lah kalau ada rencana dual listing tapi saham di sini drop, orang sana kan bakal ngeliat, wah itu di dalam negeri aja drop gimana di luar? Jelas perusahaan akan jaga performance-nya untuk dual listing," kata Reza kepada detikcom.
Menurutnya, GoTo juga akan menjalankan skema stabilisasi harga saham paska IPO dengan melakukan intervensi harga saham lewat skema greenshoe atau opsi penjatahan lebih.
Dalam prospektusnya, GoTo menetapkan sampai dengan sebanyak-banyaknya 15% dari jumlah saham yang ditawarkan pada saat IPO atau 7,8 miliar saham, yang akan diambil dari saham treasury untuk langkah stabilisasi harga saham. Saham itu diberikan kepada penjamin emisi PT CGS-CIMB Niaga Indonesia.
"Dia sudah ada greenshoe juga untuk stabilitas harga. Tinggal kita lihat seperti apa efeknya," ungkap Reza.
(kil/das)