Jakarta -
Pergerakan saham PT WIR Asia Tbk (WIRG) menyita perhatian publik. Bagaimana tidak, hanya beberapa hari sejak melantai Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 April, saham perusahaan naik ratusan persen.
Dikutip dari RTI, Kamis (14/4/2022), saham WIRG siang ini berada di posisi Rp 1.010 per saham. Harga ini naik sebanyak 6,88% jika dibandingkan penutupan sehari sebelumnya yakni di harga Rp 945 per saham.
Harga saham ini telah naik berkali-kali lipat sejak melantai di BEI. Dalam 9 hari perdagangan, harga saham WIRG naik sebanyak 501,19% dari harga yang ditawarkan ke publik senilai Rp 168 per saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham WIRG juga tercatat telah berkali-kali menyentuh batas penolakan otomatis atau auto rejection atas (ARA). Setidaknya, saham WIRG menyentuh batas ARA sebanyak 7 kali.
Kinerja saham yang sangat aktif ini membuat WIRG sempat 'disemprit' BEI. Pada 11 April, BEI mengumumkan adanya peningkatan harga di luar kebiasaan atau Unusual Market Activity (UMA).
"Dengan ini kami menginformasikan bahwa telah terjadi peningkatan harga saham WIRG yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity). Pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal," bunyi pengumuman BEI.
Merespons hal tersebut, manajemen WIR Asia menyatakan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan.
"Perseroan tidak memiliki informasi material yang belum disampaikan ke publik yang dapat mempengaruhi nilai efek perseroan," kata Corporate Secretary WIR Asia Ira Yuanita.
Kemudian, ia menyatakan, perseroan sampai saat ini tidak memiliki informasi terkait kebenaran/ketidakbenaran atas sebagian/seluruh dari informasi yang beredar sebagai rumor atau yang berada di media massa.
Sebagai tambahan, saham WIRG ditutup pada level Rp 1.110 hari ini. Saham tersebut naik 17,46% dibanding penutupan sebelumnya.
Di balik saham WIRG ternyata banyak orang-orang terkenal yang menjadi pemegang sahamnya. Baca di halaman berikutnya.
Perusahaan ini dibilang emiten dengan jumlah pemegang saham yang relatif banyak. Seperti dikutip dari Bursa Efek Indonesia (BEI), ada lebih dari 30 pihak yang memegang saham pengembang metaverse ini.
Dari daftar pemegang saham tersebut, beberapa nama tidak asing atau bahkan bisa dibilang orang 'berpengaruh'.
Sebut saja, Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau Yenny Wahid. Ia adalah putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gusdur. Yenny Wahid tercatat menggenggam 280.420.000 atau sekitar 2,35%.
Selanjutnya, ada Pieter Tanuri. Pieter memiliki saham 60.000.000 atau sekitar porsi 0,5%. Pieter merupakan merupakan salah satu pemegang saham tim sepakbola PT Bali Bintang Sejahtera Tbk atau Bali United.
Berikutnya ada, Agus Lasmono yang merupakan Komisaris Utama PT Indika Energy Tbk (INDY). Agus yang merupakan anak dari pengusaha nasional Sudwikatmono memiliki saham dengan jumlah 25.700.000 saham atau sebanyak 0,22%.
Selain itu, ada juga Direktur Utama INDY Arsjad Rasjid. Di WIRG, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini memiliki saham 15.340.000 atau sebesar 0,13%.
Kemudian, ada Aryo PS Djojohadikusumo, anak dari putra pengusaha Hashim Djojohadikusumo yang berarti keponakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Aryo menggenggam saham WIRG melalui perusahaan yang ia dirikan PT Karunia Tidar Abadi. Karunia Tidar Abadi memiliki 93.480.000 saham WIRG dengan porsi saham 0,78%.
Lanjut di halaman berikutnya untuk mengetahui kinerja keuangan WIRG.
Seperti dikutip dari prospektus perusahaan, pendapatan perusahaan untuk periode sebelas bulan di 2021 tercatat Rp 554,51 miliar. Pendapatan ini lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 411,60 miliar.
Sementara, pendapatan periode tujuh bulan yang berakhir di 31 Juli 2021 sebesar Rp 348,96 miliar. Pendapatan ini juga lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp 278,28 miliar.
Kemudian, laba tahun berjalan periode sebelas bulan 2021 tercatat Rp 17,29 miliar. Angka ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 18,86 miliar.
Begitu juga untuk periode tujuh bulan 2021 di mana laba tahun berjalan tercatat Rp 8,64 miliar. Laba ini lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 19,00 miliar.
"Informasi keuangan konsolidasian Perseroan tanggal 30 November 2021 serta periode sebelas bulan yang berakhir pada 30 November 2021 dan 2020 disajikan untuk memenuhi persyaratan Peraturan OJK Nomor 7/POJK.04/2021 tanggal 16 Maret 2021 tentang Kebijakan Dalam Menjaga Kinerja Dan Stabilitas Pasar Modal Akibat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 dan Surat Edaran OJK Nomor 20/SEOJK.04/2021 tanggal 10 Agustus 2021 tentang Kebijakan Stimulus Dan Relaksasi Ketentuan Terkait Emiten Atau Perusahaan Publik Dalam Menjaga Kinerja Dan Stabilitas Pasar Modal Akibat Penyebaran Corona Virus Disease 2019," bunyi keterangan prospektus.