Lolos dari Pailit, Garuda Masih Punya Masalah Pelik yang Lebih Pahit

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 21 Jun 2022 16:56 WIB
Foto: Infografis detikcom/M Fakhry Arrizal
Jakarta -

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyatakan optimistismenya setelah maskapai nasional itu mendapat persetujuan dari kreditur atas rencana restrukturisasi utang sejumlah miliaran dolar. Untuk sementara, Garuda lolos dari ancaman bangkrut.

Irfan memasang standar tinggi setelah Garuda mendapat dua per tiga dukungan yang dibutuhkan. Ia menyebut hasil itu menunjukkan tingginya kepercayaan investor terhadap Garuda Indonesia. Irfan sesumbar bakal bergerak cepat untuk memperoleh profitabilitas.

Namun, Analis berpendapat jika Garuda Indonesia masih akan menghadapi tantangan berat. Lonjakan harga minyak, ketatnya persaingan dan membengkaknya tenaga kerja akan menyulitkan Irfan dan jajarannya.

"Persetujuan itu bisa dilihat sebagai statement bankability dari rencana bisnis Garuda, yang akan mendorong kebutuhan pembiayaan segera untuk Garuda, sebagaimana mereka masih berjuang mempertahankan operasionalnya," ujar Kepala Think Tank Indonesia Aviation Network Gerry Soejatman, dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (21/6/2022).

Soejatman menambahkan, perampingan menuju bisnis yang stabil tidak mudah dilakukan.

"Berubah dari gajah besar menjadi mesin yang ramping butuh pengurangan sumber daya manusia dan perubahan dalam mengelola bisnis," tambah Gerry. Ia menyebut pengurangan jumlah karyawan per pesawat menjadi kunci utamanya.

Lebih dari 90% kreditur dengan hak suara menyatakan dukungannya kepada Garuda dalam voting pada 17 Juni lalu. Garuda akan menerbitkan US$ 825 juta obligasi baru dan menyikapi ekuitas saham sebesar US$ 330 juta.

Ekuitas ditawarkan kepada kreditur non-pemegang saham melalui proses yang dipimpin pengadilan yang dimulai bulan Desember. Pengadilan mencatat total utang Garuda sebesar Rp 142,41 triliun rupiah.

"Perkembangan positif ini datang tepat waktu ketika dunia sedang menyesuaikan diri dengan pandemi, pemulihan ekonomi, dan orang-orang mulai bepergian," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir kepada wartawan, Jumat.

Keuangan Garuda mulai goncang saat pandemi merebak. Pandemi telah menghantam industri penerbangan, termasuk Garuda. Di sisi lain, saat pandemi melandai dan perjalanan kembali normal, persaingan dengan maskapai berbiaya murah di Asia Tenggara semakin meningkat.

Jumat lalu, Irfan mengatakan akan fokus melayani rute domestik dalam negeri, sambil tetap melakukan penerbangan internasional, termasuk haji. Ia pun berencana membuka rute internasional yang lebih menguntungkan.



Simak Video "Video: Mengulik Kecanggihan Fitur Find My yang Dipakai Penumpang Garuda Lacak iPhone"

(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork