Hari ini Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dikabarkan akan mengumumkan pengunduran dirinya. Ini merupakan buntut dari sengkarut kepemimpinannya yang menyebabkan banyak dari menteri juga sudah mengundurkan diri.
Namun kabar tersebut justru tidak menjadi sentimen negatif terhadap pasar modal di Inggris dan nilai tukar mata uangnya, pound sterling.
Menurut data RTI, Kamis (7/7/2022), jelang penutupan perdagangan, indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) yang berada di London tercatat malah melesat 1,29% ke posisi 7.199. Indeks FTSE sudah bergerak dalam rentang posisi tertinggi 7.200 dan terendahnya 7.107.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu dalam sepekan terakhir indeks FTSE tercatat turun 1,55%. Dalam waktu 1 bulan turun 5,19% dan jika dari awal tahun tercatat turun 4,10%.
Begitu juga dengan pound sterling. Tercatat nilai tukar mata uang Inggris itu naik 0,43% terhadap dolar Amerika Serikat ke level 1,196. Dalam sepekan pound sterling melemah 1,65% terhadap dolar AS.
Selain itu, GBP juga menguat terhadap rupiah. GBP menguat 0,66 terhadap rupiah ke level Rp 17.913.
Sebelumnya diberitakan, Boris Johnson dilaporkan akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif yang kini berkuasa di negara tersebut. Kendati demikian, Boris Johnson akan tetap menjabat sebagai PM hingga pemimpin baru terpilih pada musim gugur nanti.
Dilansir BBC, Kamis (7/7/2022), Johnson akan menyampaikan pengunduran dirinya hari ini.
"Perdana Menteri akan menyampaikan statement-nya kepada negara hari ini," kata juru bicara Nomor 10.
Pemilihan pimpinan Partai Konservatif akan dilakukan pada musim panas ini. Dengan demikian, Perdana Menteri baru akan hadir tepat waktu untuk konferensi partai Tory, sebutan untuk Partai Konservatif, pada bulan Oktober.
(das/hns)