Menjawab Keraguan Investasi Telkom Grup di GoTo

Menjawab Keraguan Investasi Telkom Grup di GoTo

tim detikcom - detikFinance
Minggu, 17 Jul 2022 19:15 WIB
Logo GoTo
Foto: Shutterstock

Ia menambahkan, dengan semakin terbatasnya ruang pertumbuhan bisnis bagi industri telekomunikasi, langkah Telkomsel masuk ke industri digital diperkirakan akan mampu mendorong kinerja perusahaan tetap tumbuh positif dalam jangka panjang.

Fendi menilai potensi nilai bisnis dari sinergi antara Telkomsel dengan GoTo sangat besar, yaitu dari sinergi operasional, sinergi pemasaran, sinergi keuangan. Telkomsel membutuhkan ekosistem digital seperti GoTo untuk mendongkrak pemasukan lini bisnis digital dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.

Sebagai contoh, Telkomsel bisa melakukan cross-selling digital products, layanan data, konten dan iklan digital ke jutaan pengguna ataupun merchant di ekosistem GoTo.

Sementara sebagai salah satu perusahaan digital terbesar dan layanannya menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat Indonesia, GoTo butuh dukungan infrastruktur seperti yang dimiliki oleh Telkomsel. Sinergi ini berpeluang besar memberikan nilai tambah bagi kedua perusaaan secara jangka panjang.

"Jadi sinergi ini sangat tepat, klop karena saling membutuhkan. Inilah yang menjadikan investasi Telkomsel di GoTo menjadi sangat strategis, karena dimensinya untuk berbisnis bersama dalam jangka panjang dengan mengoptimalkan setiap peluang dalam ekosistem," kata Fendi.

Selama dua tahun masa pandemi, pendapatan perusahaan telekomunikasi secara global hanya naik tipis, yakni 3,5 persen pada tahun 2020 dan 2,8 persen pada 2021. Bahkan di beberapa negara seperti Amerika Latin, Jepang dan Korea justru perusahaan-perusahaan telekomunikasinya sudah mengalami pertumbuhan negatif.

"Langkah Telkomsel masuk ke ekosistem digital terbesar di Indonesia seperti GoTo ini merupakan keniscayaan. Sebagai pelaku bisnis mereka (Telkomsel) butuh pasar-pasar baru yang potensial untuk menjamin bisnisnya tetap survive dan tumbuh berkesinambungan," terang Fendi.

Fendi mengungkapkan, di seluruh dunia, banyak perusahaan telekomunikasi telah lebih dulu melakukan strategi seperti yang dilakukan oleh Telkomsel dengan masuk ke industri digital. Perusahaan telko asal Amerika Serikat (AS) AT&T sudah berinvestasi di industri digital lebih dari 10 tahun silam. Dalam kurun waktu tersebut, AT&T Inc telah berinvestasi hingga senilai US$ 200 miliar atau Rp2.900 triliun.

Langkah serupa juga ditempuh telko Korea Selatan SK Telecom dengan membentuk usaha e-sports senilai US$ 93 juta dengan telko Amerika Comcast. Produk yang disebut CS T1 E-sports dan diluncurkan di tahun 2019 itu memanfaatkan pasar game Korea Selatan dan AS. Di Australia, perusahaan ventura telko Telstra berpartisipasi dalam putaran Seri F senilai US$ 120 juta untuk platform otentikasi dan otorisasi Auth0. Sementara telko Jerman Deutsche Telekom menyuntik investasi US$ 210 juta ke perusahaan analitik periklanan digital Appsflyer di fundraising putaran Seri D.


(dna/dna)

Hide Ads